Apakah kamu pernah mendengar istilah savior complex? Savior complex atau juga disebut sindrom ksatria putih (white knight syndrome) adalah suatu keinginan atau perilaku yang ingin membantu dan menyelamatkan orang lain secara berlebihan. Kamu merasa punya savior complex? Simak tanda-tanda savior complex berikut penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu savior complex?
Memberi bantuan pada orang lain memang hal yang baik. Namun, ini jadi tidak berlaku bagi penderita savior complex, karena menjadi cara yang tidak sehat untuk mendapatkan validasi.
Savior complex terjadi ketika suatu individu merasa lebih baik atas diri mereka setelah membantu seseorang, dengan mengorbankan kepentingan dan kesejahteraan mereka sendiri dalam upaya untuk membantu orang lain. Meski terlihat baik, perilaku ekstrem ini merupakan cara tidak baik yang lebih banyak memberikan kerugian pada diri sendiri.
Tanda dan gejala savior complex
Dilansir dari Healthline, dr. Maury Joseph, seorang psikolog menjelaskan penderita savior complex punya kecenderungan merasa dirinya adalah ‘pahlawan’ yang mampu membuat segala menjadi lebih baik, dengan cara membantu menyelesaikan masalah orang lain. Penderita savior complex sering menunjukkan perilaku seperti,
- Percaya orang lain tidak mampu mengurus diri mereka sendiri
- Berusaha meyakinan orang lain mengenai solusi dari masalah tanpa diminta
- Harus merasa dibutuhkan sebagai tanda memiliki hubungan dengan orang lain
Selain itu, 5 tanda lain yang umumnya ada pada penderita savior complex meliputi:
1. Tertarik pada orang yang punya banyak masalah
Sebagai ‘ksatria putih’, penderita savior complex akan sangat tertarik pada orang-orang yang punya banyak kesulitan dalam hidup mereka. Ini bisa saja terjadi karena pengidap pernah mengalami masa yang sangat sulit, sehingga mempunyai lebih banyak empati pada orang-orang yang sedang kesusahan dan berkeinginan untuk membantu mereka agar tidak merasakan hal yang sama.
2. Percaya bisa mengubah orang lain menjadi lebih baik
Joseph juga mengatakan bahwa penderita umumnya percaya pada kekuatan mereka untuk mempengaruhi orang lain, seperti mengubah perilaku tertentu dari orang yang ingin mereka selamatkan.
Di sisi lain, kita tidak dapat mengubah orang lain kecuali atas keinginannya sendiri. Terutama pada perubahan perilaku, kita tidak bisa memaksa orang lain untuk berubah.
3. Merasa harus menemukan solusi dari semua masalah
Tidak semua masalah memiliki solusi langsung, terutama masalah besar seperti penyakit, trauma, atau kesedihan. Penderita umumnya percaya bahwa mereka harus punya solusi atas semua masalah yang ada.
Memang benar menawarkan nasihat tidak selalu buruk, namun juga penting untuk mendengarkan dan membiarkan orang lain untuk sekedar curhat tentang kesulitan yang mereka alami.
4. Sering mengorbankan diri sendiri untuk orang lain
Pada penderita, sindrom ini sering kali membuat penderitanya menyabotase diri untuk tujuan orang lain lho, Jovians. Penderita bisa mengorbankan kebutuhan pribadi dan memaksakan diri untuk mengurus orang-orang yang bahkan mungkin tidak benar-benar butuh bantuan. Pengorbanan ini bisa melibatkan hal-hal seperti waktu, uang, dan emosi.
5. Merasa satu-satunya orang yang bisa membantu orang lain
Penderita sindrom ini sering juga merasakan dorongan untuk membantu orang lain karena mereka percaya tidak ada orang lain yang bisa membantu selain mereka.
Apa efek dari savior complex?
Memaksa membantu menyelesaikan masalah orang lain sering kali menghasilkan hasil yang tidak diinginkan dan malah berdampak buruk pada fisik dan mental.
1. Burnout
Menggunakan seluruh energi dan waktu untuk membantu orang lain akan menyisakan sedikit energi untuk diri sendiri. Bila terjadi secara terus menerus, peluang burnout akan besar yang menyebabkan penderita merasa lelah terus menerus.
2. Masalah pada hubungan
Berusaha mengubah perilaku pasangan atau teman menjadi lebih baik akan menimbulkan masalah pada hubungan. Meski punya maksud baik, terus menerus mengoreksi kesalahan pasangan ataupun teman dapat membuat mereka frustasi dan kesal.
3. Merasa gagal
Dengan pola pikir white knight syndrome, penderita yakin bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain. Di sinilah masalah lain akan timbul, karena pada kenyataannya kita tidak dapat menyelesaikan semua masalah orang lain. Kegagalan dalam membantu orang lain ini bisa menimbulkan perasaan gagal, kritik pada diri sendiri yang ekstrem, rasa bersalah, dan frustasi.
4. Mood yang berubah-ubah
Perasaan gagal kemudian menyebabkan munculnya banyak emosi, yang membuat mood jadi tidak stabil. Pada akhirnya, hal ini bisa mengarah pada depresi, kebencian atau kemarahan pada orang-orang yang tidak ingin ditolong, frustasi, dan hilangnya pengendalian diri.
Cara mengatasi savior complex
Menyadari perilaku yang salah sudah menjadi langkah awal yang baik. Berikut sejumlah cara mengatasi savior complex, dilansir dari berbagai sumber.
- Cobalah untuk melatih kemampuan mendengarkan secara aktif alih-alih langsung bertindak impulsif
- Menetapkan batasan dengan orang lain
- Biarkan teman, pasangan, atau bahkan keluarga bertanggung jawab atas tindakan mereka
- Konsultasi dengan dokter atau psikolog untuk melatih kembali penilaian objektif kamu
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai savior complex. Simak informasi seputar penyakit dan kesehatan lainnya hanya di Jovee. Temukan juga berbagai suplemen kesehatan terbaik seperti Blackmores, Wellness, dan lainnya, lebih hemat dan gratis ongkir se-Indonesia hanya di Jovee, pusat suplemen dan vitamin personalmu.