Setiap orang tentunya memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan dan memenuhi kepuasan seksual. Namun tahukah kamu, ada beberapa orang yang memenuhi kepuasan seksual mereka dengan cara yang ekstrem? Sebagian orang ini memenuhi kepuasan seksual mereka dengan cara disakiti seperti ditampar, dipukul, dan sebagainya. Perilaku seksual yang menyimpang ini dikenal juga dengan sebutan masokis atau masokisme.
Masokis adalah salah satu gangguan perilaku seksual yang masuk dalam subkategori gangguan parafilik. Parafilia adalah perilaku atau dorongan seksual yang tidak normal, ditandai dengan fantasi dan dorongan seksual yang intens yang terus menerus. Seseorang dengan perilaku seksual masokis adalah seseorang yang mendapatkan kepuasan dari berfantasi atau terlibat dalam aktivitas seksual yang menyakitkan, seperti dipukul, diikat, atau dibuat menderita.
Masokisme seksual masih berada di bawah istilah BDSM (Bondage, Discipline, Dominance, Submission, Sadism & Masochism) yang mencakup eksplorasi kekuatan dan rasa sakit sebagai hal erotis selama melakukan aktivitas seksual.
Salah satu jenis masokisme seksual tertentu disebut dengan asfiksiofilia, di mana seseorang menerima kepuasan dengan membatasi pernafasannya. Aktivitas masokistik yang dilakukan oleh penderita asfiksiofilia terkadang dapat menjadi berbahaya dan fatal. Dengan aktivitas ini, seseorang menggunakan tali, jerat, atau kantong plastik untuk mengalami keadaan asfiksia (gangguan pernapasan) untuk mencapai titik orgasme. Ini dilakukan untuk meningkatkan orgasme, tetapi kematian yang tidak disengaja sering kali terjadi.
Menurut American Psychiatric Publishing yang dikutip dari choosingtheraphy, usia rata-rata individu dengan gangguan masokis yang dilaporkan adalah 19,3 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa lebih banyak pria daripada wanita yang terangsang oleh fantasi masokis.
Penyebab
Perilaku seksual masokis biasanya terlihat pada awal masa dewasa, dan kadang-kadang dapat terlihat sejak masa kanak-kanak. Belum ditemukan penyebab pasti dari kelainan seksual ini, namun terdapat beberapa teori yang mengemukakan penyebab dari perilaku ini. Terlalu banyak melihat pornografi yang melibatkan tindakan kekerasan seperti dipukuli atau dibuat menderita terkadang merupakan ciri-ciri dari gangguan seksual masokis. Ada juga beberapa teori yang menjelaskan bahwa perilaku masokis berkaitan dengan fantasi seks (fetish) yang tidak tertahankan.
Menurut Psychology Aware Anytime, ada sejumlah penyebab yang dapat mendasari gangguan ini muncul pada seseorang. Bagi sebagian orang, mengambil peran kepatuhan dan ketidakberdayaan dalam aktivitas seksual masokis dirasa dapat memberikan efek terapi sebagai bentuk pelarian dari tekanan hidup, tanggung jawab, atau rasa bersalah.
Sementara itu, bagi orang-orang yang mengambil peran dominan dalam aktivitas seksual masokis mungkin merasakan kesenangan dari perlakukan otoritas dan penuh kekuasaan yang datang dari peran dominan tersebut. Namun, belum dipahami apa yang akhirnya menghubungkan pengalaman emosional ini dengan kepuasan seksual, atau bagaimana hubungan ini terbentuk.
Gejala Masokis
Seseorang dengan gangguan perilaku seksual masokis akan merasakan kesenangan saat mendapatkan kekerasan secara fisik maupun psikologis yang berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Penderita gangguan ini, biasanya juga cenderung lebih tertarik pada penderitaan dan menjauhkan diri dari kesenangan.
Menurut DSM-5, untuk mendiagnosis individu dengan gangguan seksual masokis, individu ini harus mengalami gairah seksual berulang dan intens yang disebabkan oleh pukulan, hinaan, diikat, ataupun bentuk penderitaan lainnya.
Jenis dorongan, fantasi, atau perilaku ini harus ada setidaknya selama enam bulan dan menyebabkan masalah atau kesulitan yang signifikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bekerja, bersosialisasi, maupun aktivitas harian lainnya.
Pengobatan
Sayangnya, seseorang yang mengidap kelainan seksual ini jarang sekali meminta bantuan kepada profesional. Perawatan yang diberikan pada orang dengan gangguan seksual masokis biasanya berupa psikoterapi dan obat-obatan yang dapat mengurangi gairah seksual.
Tujuan psikoterapi adalah untuk mengetahui dan mengatasi penyebab mendasar dari perilaku yang menyebabkan masokis. Terapi kognitif mungkin akan dilakukan untuk membantu seorang masokis mempelajari cara untuk mengelola gairah seksual mereka dengan cara yang lebih sehat. Dengan begitu, diharapkan perilaku masokis dapat diubah sehingga tidak lagi membahayakan dirinya dan orang lain.
Selain itu, berbagai obat juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan seksual ini. Beberapa obat yang dapat menurunkan kadar testosteron yang bersirkulasi dalam tubuh mungkin akan diresepkan, dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi ereksi pada pria dan menurunkan libido. Obat antidepresan mungkin digunakan untuk mengurangi dorongan seksual.
Itulah penyebab, gejala, dan pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita gangguan seksual masokis. Jika kamu memiliki kecenderungan seksual masokisme, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog untuk mendapatkan saran dan pengobatan lebih lanjut.multi
Ingin mengetahui informasi seputar kesehatan seksual lainnya? Simak selengkapnya di Jovee. Dapatkan beragam vitamin dan suplemen original mulai dari vitamin daya tahan tubuh hingga suplemen kesehatan reproduksi seperti Blackmores Radiance Marine dan Sidomuncul Libidione. Unduh juga aplikasi Jovee melalui Play Store dan App Store, ikuti kuisnya dan dapatkan rekomendasi vitamin yang cocok untukmu.