fbpx
Beranda › Kesehatan Lainnya › Hari Perempuan Internasional dan Isu Seputar Kesehatan

Selamat Hari Perempuan Internasional 2022, Jovians! Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) diperingati tiap tanggal 8 Maret. Peringatan dengan rekam jejak yang panjang ini telah membawa pengaruh yang besar dalam berbagai sektor yang semula mengalami ketimpangan antargender, entah itu politik, pendidikan, hingga kesehatan.

hari-perempuan-internasional

Meski banyak perubahan baik yang telah diberikan dari perjuangan wanita di seluruh dunia terhadap ketidaksetaraan gender, isu seputar ketimpangan tersebut masih bergulir, terutama dalam bidang kesehatan perempuan. Berikut Tim Jovee rangkum sebagian isu kesehatan perempuan di Indonesia yang mengundang kontroversi dan bagaimana perkembangan sejarah kesehatan perempuan secara global

Mengenal Hari Perempuan Internasional

Dilansir dari halaman International Women’s Day, Hari Perempuan Internasional setidaknya telah diamati sejak awal tahun 1900an. Pada 1908, penindasan dan ketidaksetaraan pada wanita memicu aksi demo besar yang terdiri dari 15.000 wanita kelas pekerja.

Demo yang berlangsung di Kota New York ini dilakukan untuk menuntut keadilan atas waktu kerja, upah, dan hak memilih untuk kaum perempuan. Aksi penuntutan besar-besaran tersebut membawa dampak pula ke negara-negara di Eropa. Hingga pada 1910, 17 negara menyetujui pembentukan International Women’s Day di Copenhagen.Sejak saat itu, banyak perempuan yang menyuarakan ketidakadilan dan aspirasi mereka. Hal tersebut membuahkan perkembangan, dilihat dari mulai terlibatnya wanita di pemerintahan, akses pendidikan, dan pekerjaan.

Meski begitu, masih banyak kasus di mana wanita tidak memperoleh upah yang sama dengan pria; jumlah wanita di parlemen maupun bisnis yang masih sedikit; cakupan akses pendidikan yang masih belum merata untuk kaum hawa; serta adanya kekerasan terhadap wanita yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada pria. Ketidaksetaraan tersebut juga terjadi dalam bidang medis dan kesehatan, yang mana membuat risiko penyakit sampai kematian terhadap wanita begitu tinggi.

Ketimpangan pada Kesehatan Wanita

Perempuan dalam Penelitian Medis

Jika melihat sektor kesehatan dan hubungannya dengan gender, kebanyakan hanya terfokus pada satu titik tanpa memerhatikan unsur penting berupa perbedaan jenis kelamin.

Berdasarkan pernyataan Mary K. Rojek, PhD pada laman American Medical Women’s Association, wanita masih dinomorduakan dan sering kali tidak dimasukkan dalam banyak penelitian. Hal ini tentu saja berefek pada sedikitnya pengetahuan kita akan isu kesehatan kaum wanita.

Bukan hal yang tidak lazim bila anggapan akan tubuh perempuan sama dengan laki-laki itu muncul dalam bidang kesehatan. Maka, tidak heran bila temuan kesehatan yang diambil dari subjek laki-laki kerap diaplikasikan ke perempuan. Padahal, kenyataannya tubuh perempuan jelas memiliki perbedaan dengan laki-laki dan memerlukan perhatian tersendiri.

Dalam temuan yang dipublikasikan Women’s Health Initiative antara akhir 1990 dan awal 2000, dijelaskan bila ada praktek medis yang dapat menimbulkan efek buruk terhadap perempuan. Contohnya bisa dilihat pada terapi penggantian hormon yang bisa mengganggu kesehatan jantung perempuan yang menjalaninya.

Kemungkinan tersebut dikaitkan dengan hormon perempuan yang kerap mengalami fluktuasi. Selain itu, perempuan juga bisa memiliki gejala penyakit yang berbeda dengan laki-laki, misalnya pada penyakit kardiovaskular.

Kebijakan akan penyertaan wanita di dalam riset juga berasal dari gerakan perempuan sehat pada 1970, yang mana pada saat itu kesehatan perempuan bukanlah suatu prioritas di dalam bidang sains maupun medis. Pada 1986, lembaga kesehatan Amerika Serikat, National Institutes of Health (NIH), membentuk kebijakan yang mengajak para peneliti untuk memasukkan perempuan dalam studi mereka.

Perempuan dalam Sistem Kesehatan

Sama halnya dengan perhatian perempuan dalam penelitian medis, keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan dalam sistem kesehatan masih sangat minim. Dosen Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Nuzulul Kusuma Putri menyebutkan hal tersebut, khususnya dalam hubungannya dengan pandemi yang tengah terjadi. Beliau menjelaskan bila wanita yang memperoleh tempat dalam kepemimpinan sistem kesehatan masih sangat sedikit.

Beliau mengemukakan bila kaum perempuan sulit mendapatkan posisi kepemimpinan di atas tingkat kepala seksi dalam dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota. WHO memperlihatkan pula data bahwa tenaga kesehatan perempuan di seluruh dunia dibayar 28% lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Hal ini pun memperlihatkan sistem patriarki yang masih melekat dalam sistem kesehatan, meski sudah banyak perempuan yang memiliki pendidikan dan pengalaman kerja yang sederajat.

Isu dan Kontroversi Kesehatan Perempuan di Indonesia

Hari Perempuan Internasional 2022 merupakan saat yang baik untuk makin memperjuangkan kesehatan wanita. Dalam bidang medis, masih banyak praktek yang belum memerhatikan betapa pentingnya perbedaan gender. Diagnosis, pemberian resep, atau tindakan medis yang masih belum memasukkan unsur perbedaan jenis kelamin hingga pengaruhnya bagi kesehatan fisik maupun mental perempuan. Sayangnya, masih ada kontroversi seputar praktek medis atau kesehatan di Indonesia yang membawa dampak yang mengkhawatirkan bagi kaum perempuan, di antaranya adalah:

Sunat Perempuan

Fakta di masyarakat: Setidaknya separuh dari seluruh perempuan di Indonesia telah melakukan sunat saat masih bayi. Agama dan tradisi menjadi faktor kuat yang memengaruhi hal ini. Kebanyakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim mempraktekkan sunat atau khitan perempuan. Tapi negara lainnya, seperti Arab Saudi dan Turki, justru tidak mempraktekkannya.

Praktek sunat perempuan di Indonesia sendiri sudah bergeser dari yang tadinya banyak dilakukan oleh penyunat tradisional kini ke tenaga medis, terutama bidan. Namun, hal tersebut masih dinilai berisiko, terlebih petugas medis yang menggunakan gunting dan melukai sekitar kulit alat genital bayi perempuan.

Pandangan WHO: Meski begitu, ada perbedaan pendapat mengenai hal ini, baik dari segi hukum di kalangan ulama Islam sendiri dan WHO yang melarang sunat perempuan. Lembaga kesehatan dunia tersebut menyebut bila khitan perempuan merupakan perbuatan mutilasi alat kelamin perempuan dan tidak boleh dilakukan oleh profesional kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan mana pun. Tindakan mutilasi alat kelamin atau female genital mutilation (FGM) ini disebut merusak jaringan genital perempuan dan mengganggu fungsi alami tubuhnya.

Keputusan pemerintah: Lalu apa sebenarnya hukum sunat perempuan yang berlaku di Indonesia? Sayangnya, masih ada bias antara pelarangan atau perizinan dari pemerintah.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1636/Menkes/Per/XI/2010, disebutkan bila sunat perempuan adalah tindakan menggores kulit yang menutupi bagian depan klitoris tanpa melukainya. Sehingga, hal tersebut menepis anggapan bahwa sunat perempuan adalah tindakan FGM. Pelaksanaan sunat perempuan juga harus dilakukan oleh ahli yang telah mendapat surat izin.

Meski begitu, Permenkes tersebut telah dicabut lewat Permenkes Nomor 6 Tahun 2014. Melansir dari laporan Hukumonline.com, hal yang melatarbelakangi pencabutan tersebut adalah karena sunat perempuan tidak didasari indikasi medis dan tidak punya bukti atas manfaat terhadap kesehatan. Namun, pasal ini tidak memberikan kejelasan terhadap hukum yang mengatur praktek sunat perempuan.

Pandangan ulama: Dalam sisi ulama, khitan perempuan dianggap sebagai sebuah kewajiban terhadap laki-laki maupun perempuan. Hal ini berangkat dari Mahzab Syafi’iyah, Hanabilah, dan sebagian Malikiyah. Namun, berbeda dengan Imam Ahmad yang mengemukakan bila sunat perempuan hanya berupa keutamaan atau dianjurkan.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia 7 Mei 2008 menerangkan bila hukum sunat perempuan adalah makrumah. Sehingga, pelaksanaannya adalah bentuk ibadah yang dianjurkan dan pelarangannya dianggap sebagai pertentangan dengan ketentuan syari’ah. Ketentuan ini juga menyebutkan bila sunat perempuan harus dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:

  • Prakteknya dilakukan dengan hanya menghilangkan selaput (jaldah/colum/praeputium) yang menutupi klitoris.
  • Tidak boleh dilakukan secara berlebihan, seperti melukai atau bahkan memotong klitoris (insisi dan eksisi) yang mengakibatkan dlarar.

Sebaliknya, lembaga keumatan Muhammadiyah justru tidak menganjurkan dilakukannya praktek sunat perempuan. Perbedaan pendapat dan masih kurang jelasnya hukum yang berlaku membuat kontroversi seputar sunat perempuan masih berlanjut.

Tes Keperawanan

Isu soal tes keperawanan di Indonesia sudah lama menuai banyak kontroversi, terlebih karena digunakannya tes tersebut sebagai syarat lulus instansi militer hingga lembaga pendidikan.

Melansir laman Kompas, ada beberapa kasus seputar tes keperawanan yang terjadi sejak 2010. Kasus tersebut meliputi tes keperawanan sebagai syarat masuk SMP dan SMA di Jambi dan Sumatera Selatan; tes keperawanan sebagai syarat kelulusan di Jember; serta tes keperawanan untuk calon polwan dan tentara wanita. Bahkan pada 2019 lalu, seorang atlet senam asal Kediri gagal mengikuti SEA Games karena dituding sudah tidak perawan.

Sebab dilakukannya tes keperawanan umumnya dilakukan atas alasan nilai moral. Tentunya hal tersebut dicekam banyak pihak dan dinilai tidak membawa manfaat apa pun. Bahkan, hal ini bisa berujung pada trauma perempuan yang mengalaminya.

Adanya tes keperawanan sebagai syarat lulus juga merupakan sebuah kekeliruan. Sebab, tes pemeriksaan himen atau selaput dara tersebut tidak menjawab apakah seorang perempuan pernah berhubungan seksual atau tidak. Faktor seperti olahraga berat misalnya bisa membuat bentuk selaput dara berubah. Organisasi dunia seperti PBB dan WHO pun menyerukan pelarangan dari tes yang merugikan kaum wanita ini.

Penanganan Penyakit Jantung

Meski kanker payudara dan kanker serviks sering digaungkan sebagai penyakit yang berbahaya dan mematikan bagi wanita, nyatanya penyakit jantung jauh lebih mematikan dari kedua penyakit kanker tersebut. Patricia Davidson, profesor dan dekan School of Nursing Johns Hopkins University, mengatakan bila di Australia saja ada 31 ribu perempuan yang kehilangan nyawa karena penyakit jantung ketimbang penyakit kanker yang menyerang 12 ribu perempuan.

Pada tahun 2013, ada sekitar 1,22 juta perempuan Indonesia yang meninggal akibat penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Jumlah tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. Ada alasan mengapa penyakit jantung pada wanita sangatlah serius, dan jenis kelamin berperan besar dalam rumitnya penanganan penyakit kardiovaskular pada wanita.

Kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, obesitas, dan minimnya aktivitas fisik jadi faktor umum yang dapat dijumpai pasien penyakit jantung perempuan dan pria. Sayangnya, banyak ahli yang tidak memerhatikan juga bila diabetes akibat kehamilan, melahirkan prematur, darah tinggi saat hamil, dan efek perawatan kanker payudara bisa menjadi faktor pemicu penyakit jantung yang hanya dimiliki wanita. Gejala penyakit jantung pun bisa berbeda pada wanita. Mereka dapat mengalami gejala serupa sakit dada (yang merupakan gejala umum penyakit jantung) di bagian tubuh lain, seperti leher dan rahang.

Untuk itu, diperlukan perhatian untuk mempertimbangkan jenis kelamin dalam diagnosis dan perawatan penyakit jantung, ataupun penyakit yang sering diidap perempuan lainnya seperti kanker payudara, dismenora, dan lainnya. Sehingga, perempuan bisa mendapatkan perawatan khusus yang benar-benar ditujukan atas dirinya, bukan berdasarkan tindakan medis secara general yang umumnya berangkat dari generalisasi kesehatan berdasarkan kaum laki-laki.

Untuk perawatan dan pencegahan, kamu bisa mengkonsumsi suplemen omega seperti Blackmores Omega Daily – Jantung Sehat – 90 Kaplet (Rp321.843) yang berguna untuk menjaga kesehatan jantung kamu.

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah dan perempuan di seluruh dunia untuk memperoleh kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan. Kesehatan juga menjadi hak yang perlu diperjuangkan oleh kaum wanita di Hari Perempuan Internasional ini. Sehingga, jaminan manfaat dalam fasilitas dan sarana kesehatan bagi wanita bisa digunakan dengan maksimal dan bukannya malah merugikan.

Baca juga:

Mengenal Apa Itu Hari Kanker Sedunia

Beragam Nutrisi yang Diperlukan untuk Wanita Menopause

Pelajari Cara Mudah Menghitung Masa Subur Wanita

Bahagia dan Sehat Bareng Jovee

Temukan informasi kesehatan terpercaya lainnya hanya di Jovee. Download aplikasinya juga untuk mendapatkan suplemen dan vitamin personal dalam kemasan praktis. Kamu juga bisa mengetahui vitamin terbaik lewat konsultasi gratis dengan nutrisionis Jovee.

Referensi

Pertanyaan Seputar Jovee

+

Apa itu Jovee?

+

Apa yang membuat Jovee berbeda dengan yang lain?

+

Apa saja metode pembayaran yang tersedia di Jovee?

+

Berapa lama pengiriman vitamin saya?

+

Apakah Jovee memberikan gratis ongkir?

Logo

Dapatkan Vitamin sesuai Kebutuhanmu dengan Konsultasi GRATIS lewat Nutrisionist kami

Yuk, segera

Konsultasi Sekarang

Callback
Logo

Dapatkan Vitamin sesuai Kebutuhanmu dengan Konsultasi GRATIS lewat Nutrisionist kami

Konsultasi Sekarang

Jaminan Jovee untuk Anda

Icon

100% Original

Semua Produk yang kami jual terjamin keasliannya dengan kualitas terbaik.

Icon

Dijamin Lebih Murah

Kami menjamin akan mengembalikan uang dari selisih perbedaan harga.

Icon

Gratis Ongkir

Tak perlu antre. Kami kirim ke alamat Anda. GRATIS*

Artikel Terkait

hatha yoga untuk kecantikan

Manfaat Hatha Yoga untuk Kecantikan dan Kesehatan Perempuan

Kesehatan Lainnya   18/12/2023
cara cepat hamil setelah menikah

Cara Cepat Hamil Setelah Menikah

Kesehatan Lainnya   14/12/2023

Penyebab Menguap dan Fakta-fakta yang Menarik Diketahui

Kesehatan Lainnya   11/12/2023
manfaat daun binahong merah untuk wajah

Mengenal Manfaat Daun Binahong Merah untuk Wajah dan Kesehatan Tubuh

Kesehatan Lainnya   28/11/2023
efek bleaching rambut

Hal-hal yang Perlu Kamu Tahu Seputar Efek Bleaching Rambut

Kesehatan Lainnya   26/11/2023