fbpx
BerandaMakanan SehatHati-Hati, Ini Tanda-tanda Anda Kekurangan Protein

Dilihat dari segi klinis, defisiensi protein disebut juga protein-energy undernutrition (PEU) alias kurang energi protein (KEP). Sebetulnya, KEP merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk protein. Istilah defisiensi dan kekurangan protein itu berbeda. Defisiensi protein lebih mengarah kepada diagnosis klinis berupa kwashiorkor dan marasmus. Sedangkan kekurangan protein terjadi ketika kebutuhan hariannya tidak terpenuhi dari konsumsi makanan sehari-hari.

Hati-Hati! Inilah Tandanya Anda Kekurangan Protein

Peran protein di dalam tubuh

Setiap sel, jaringan, dan organ di tubuh Anda membutuhkan protein. Ketika dicerna, protein akan dipecah menjadi asam amino yang digunakan tubuh dalam proses tumbuh kembang, serta pembentukan energi. Meski dalam pedoman angka kebutuhan gizi tertulis “protein”, tubuh manusia sebenarnya membutuhkan asam amino. Makronutrien satu ini juga berperan dalam membantu pembentukan otot, menghasilkan sel baru sehingga bisa mempercepat penyembuhan luka, mengatur hormon dan enzim, serta meningkatkan fungsi daya tahan tubuh.

Kebutuhan protein harian

Seperti semua jenis nutrisi lain, kebutuhan zat besi yang direkomendasikan berbeda-beda sesuai usia. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI, angka kebutuhan gizi (AKG) protein adalah sebagai berikut:

  • Usia 0 – 5 bulan: 9 g per hari (didapatkan dari ASI)
  • Usia 6 – 11 bulan: 15 g per hari
  • Usia 1 – 3 tahun: 20 g per hari
  • Usia 4 – 6 tahun: 25 g per hari
  • Usia 7 – 9 tahun: 40 g per hari
  • Usia 10 – 12 tahun: 50 g (pria) dan 55 g (wanita) per hari
  • Usia 13 – 15 tahun: 70 g (pria) dan 65 g (wanita) per hari
  • Usia 16 – 18 tahun: 75 g (pria) dan 65 g (wanita) per hari
  • Usia 19 – 64 tahun: 65 g (pria) dan 60 g (wanita) per hari
  • Usia 65 – 80+ tahun: 64 g (pria) dan 58 g (wanita) per hari
  • Ibu hamil: pada trimester 1, ditambah 1 g dari kebutuhan normal sesuai usianya. Sedangkan pada trimester 2 dan 3 ditambah 300 g.
  • Ibu menyusui: Pada 6 bulan pertama, ditambah 20 g dari kebutuhan normal sesuai usianya. Sedangkan 6 bulan berikutnya, ditambah 15 g.

Makanan tinggi protein

Secara alami, tubuh mampu menghasilkan protein. Tetapi, kebutuhan protein ini juga bisa didapat dari makanan sehari-hari. Tidak seperti karbohidrat dan lemak, kelebihan asam amino tidak akan disimpan di dalam jaringan tubuh. Makanya, kebutuhan protein harus terus dipenuhi. Jika tubuh kekurangan nutrisi ini, kerjanya akan terganggu sehingga berdampak negatif bagi kesehatan. Sumber protein bisa diperoleh dari hewan maupun tumbuhan, meliputi telur, dada ayam, biji-bijian utuh (quinoa atau oat), ikan tuna, pasta yang terbuat dari biji-bijian, produk susu, dan lain sebagainya.

Tanda dan gejala kekurangan protein

Kekurangan protein terjadi ketika kebutuhan hariannya tidak terpenuhi. Beberapa tanda dan gejala yang bisa muncul, yaitu:

1. Mudah lapar

Protein memainkan peran dalam menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Kekurangan protein otomatis akan mengganggu keseimbangan glukosa sehingga membuat seseorang jadi mudah lapar. Hal ini berujung pada perilaku makan terus-menerus seperti tubuh belum mendapatkan energi yang cukup.

2. Gangguan fungsi otak

Selain mudah lapar, ketidakseimbangan gula darah ini juga berdampak negatif terhadap fungsi otak. Seseorang cenderung akan menjadi sulit fokus, sulit berpikir, dan bisa linglung. Gangguan ini terjadi karena terganggunya kerja neurotransmitter. Asam amino dibutuhkan tubuh untuk membentuk neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang bertugas mengantar stimulus atau pesan ke sel saraf otak maupun otot.

Kekurangan protein membuat jumlah neurotransmitter ikut berkurang dan penyampaian pesan jadi tidak optimal. Asam amino juga diperlukan untuk pembentukan hormon dopamin dan serotonin yang mempengaruhi suasana hati. Kekurangan kedua hormon ini dapat membuat mood jadi buruk dan memicu gangguan perilaku.

3. Otot menjadi lemah

Karena fungsinya yang menunjang pertumbuhan serta kekuatan otot, kekurangan protein otomatis membuat otot menjadi lemah. Apabila otot lemah dan jarang digerakkan dalam waktu lama, ia akan menyusut. Tidak hanya itu, biasanya kelemahan ini juga disertai rasa nyeri dan kram.

4. Terjadi pembengkakan

Salah satu tanda kekurangan protein yang paling umum ialah edema alias pembengkakan, terutama pada perut, kaki, dan tangan. Ketika kebutuhannya tidak terpenuhi, protein dalam darah, khususnya albumin, juga ikut berkurang. Protein ini seharusnya menjaga keseimbangan cairan dan mencegah penumpukannya di jaringan-jaringan tubuh. Kadar albumin yang rendah ini yang memicu kondisi edema, yaitu penumpukan cairan di dalam jaringan.

5. Penyembuhan luka jadi lambat

Protein diperlukan untuk membantu produksi sel darah putih yang berperan dalam kekebalan tubuh. Lebih tepatnya, tubuh akan membutuhkan protein untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan membentuk yang baru. Kekurangan protein berdampak pada proses penyembuhan luka yang lama.

6. Kekebalan tubuh menurun

Asam amino di dalam tubuh membantu sistem imun memproduksi antibodi yang mengaktifkan kerja sel darah putih dalam melawan patogen. Selain itu, protein juga dibutuhkan untuk membantu penyerapan nutrisi yang mampu memelihara kesehatan tubuh. Kekurangan protein tentu akan melemahkan fungsi serta kerja sistem imun. Tanpa sistem kekebalan tubuh yang kuat, seseorang akan lebih rentan sakit.

7. Gangguan pada kulit, kuku, dan rambut

Kulit, kuku, serta rambut terbuat dari protein, termasuk elastin, kolagen, dan keratin. Ketika asupan protein berkurang, otomatis produksi elastin, kolagen, dan keratin juga terhambat. Laju pertumbuhannya pun akan terganggu dan menyebabkan rambut tipis dan mudah rontok, kulit kering, pecah-pecah, bahkan menimbulkan cekungan pada kuku.

Kebutuhan protein yang tidak terpenuhi juga dapat mengganggu keseimbangan dalam tubuh (homeostasis) dan dikatakan bisa menghilangkan nafsu makan dan menyebabkan insomnia, dan mengganggu suhu tubuh. Untuk mencegah masalah kesehatan di atas, Anda dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan protein harian.

Konsumsilah makanan-makanan tinggi protein yang bervariasi, jangan hanya satu jenis saja. Selain dari makanan, Anda juga dapat penuhi asupan protein dan mineral dengan mengonsumsi Kurma Ajwa Habbatussauda – Daya Tahan Tubuh – 120 Kaplet (Rp37.198) yang memiliki banyak kandungan protein di dalamnya

Ingin tahu apakah makanan yang anda konsumsi sudah memenuhi kebutuhan vitamin harianmu? Unduh aplikasi Jovee! Dengan Jovee anda dapat melihat rekomendasi suplemen sesuai dengan kebutuhan personalmu. Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee.

Referensi

Pertanyaan Seputar Jovee

+

Apa itu Jovee?

+

Apa yang membuat Jovee berbeda dengan yang lain?

+

Apa saja metode pembayaran yang tersedia di Jovee?

+

Berapa lama pengiriman vitamin saya?

+

Apakah Jovee memberikan gratis ongkir?

Logo

Dapatkan Vitamin sesuai Kebutuhanmu dengan Konsultasi GRATIS lewat Nutrisionist kami

Yuk, segera

Konsultasi Sekarang

Callback
Logo

Dapatkan Vitamin sesuai Kebutuhanmu dengan Konsultasi GRATIS lewat Nutrisionist kami

Konsultasi Sekarang

Jaminan Jovee untuk Anda

Icon

100% Original

Semua Produk yang kami jual terjamin keasliannya dengan kualitas terbaik.

Icon

Dijamin Lebih Murah

Kami menjamin akan mengembalikan uang dari selisih perbedaan harga.

Icon

Gratis Ongkir

Tak perlu antre. Kami kirim ke alamat Anda. GRATIS*

Artikel Terkait

cara membuat jus semangka

Cara Membuat Jus Semangka dan Manfaatnya Untuk Kesehatan

Makanan Sehat   17/12/2023
manfaat vanili cair

Aneka Manfaat Vanili Cair, Ekstrak, dan Biji Vanila

Makanan Sehat   12/12/2023
Manfaat Kombucha

Mengenal Beragam Manfaat Kombucha untuk Kesehatan

Makanan Sehat   10/12/2023
makanan tinggi protein

Daftar Makanan Tinggi Protein

Makanan Sehat   07/12/2023
efek samping chamomile tea

Kenali Manfaat dan Efek Samping Chamomile Tea

Makanan Sehat   06/12/2023