Jenis-jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Ginjal yang sehat berfungsi untuk membuang kotoran dan kelebihan cairan dari darah dalam bentuk urin. Setiap orang memiliki dua ginjal, terletak di belakang perut dan di bawah tulang rusuk yang berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Ginjal memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Selain membuang kotoran dalam darah, ginjal juga berfungsi untuk mengontrol kadar air dan mineral dalam tubuh. Beberapa fungsi penting dari ginjal lainnya yaitu memproduksi vitamin D, sel darah merah, dan hormon yang mengatur tekanan darah.

Pemeriksaan fungsi ginjal atau tes fungsi ginjal adalah prosedur sederhana yang menggunakan darah atau urin untuk membantu mengidentifikasi masalah pada ginjal. Jika kamu mengalami gejala penyakit ginjal atau menderita beberapa penyakit tertentu seperti diabetes dan penyakit jantung, biasanya dokter akan menyarankan kamu untuk menjalani tes fungsi ginjal.

Gejala Penyakit Ginjal

Menurut Healthline, berikut ini gejala yang muncul jika kamu mengalami masalah pada ginjal:

• Tekanan darah tinggi
• Terdapat darah dalam urin
• Selalu ingin buang air kecil, namun kesulitan untuk mengeluarkan urin
• Sakit saat buang air kecil
• Pembengkakan pada tangan dan kaki akibat penumpukan cairan di dalam tubuh

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Jenis-jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Ada dua jenis pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan, yaitu tes urin dan tes darah. Setiap pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui kandungan dalam urin/darah yang berbeda-beda, seperti berikut ini:

Tes Urin

1. Urinalisis

Urinalisis adalah tes urin yang mengidentifikasi masalah mendasar dan untuk menentukan tes apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dokter akan menggunakan sampel pengumpulan urin selama 24 jam untuk pemeriksaan ini. Urinalisis dapat mengidentifikasi banyak partikel yang tidak seharusnya ada di dalam urin, seperti:

• Darah
• Nanah
• Bakteri
• Gula
• Protein

Jika kamu di tes positif untuk salah satu atau lebih dari partikel di atas, mungkin kamu mengalami penyakit ginjal seperti infeksi ginjal, batu ginjal, atau diabetes.

2. Tes Rasio Albumin Urin

Pemeriksaan fungsi ginjal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kadar albumin dalam urin. Albumin adalah salah satu protein penting dalam darah. Kadar albumin yang tinggi dapat menjadi indikasi bahwa ginjal kamu sedang bermasalah.

Normalnya, kadar albumin yang terdapat dalam urin adalah 30 mg/g atau kurang. Kadar albumin yang melebihi jumlah ini dapat menjadi tanda kamu terkena penyakit ginjal.

3. Tes Kadar Kreatinin

Pemeriksaan fungsi ginjal yang satu ini sebenarnya tidak hanya mengambil sampel urin saja, tetapi juga sampel darah. Pada tes ini, dokter membutuhkan pengumpulan urin selama 24 jam, serta mengambil sampel darah dalam jumlah kecil.

Kreatinin adalah produk limbah hasil metabolisme otot sehari-hari. Dalam tes kreatinin, dokter akan membandingkan jumlah kreatinin dalam sampel urin dengan tingkat kreatinin dalam sampel darah.

Perbandingan ini akan menunjukkan berapa banyak limbah yang disaring oleh ginjal, yang dapat menjadi indikator kesehatan ginjal secara keseluruhan.

Menurut National Kidney Foundation (NKF), tingkat kreatinin dalam darah yang lebih tinggi dari 1,2 milligram/desiliter (mg/dL) untuk wanita dan 1,4 mg/dL untuk pria adalah tanda adanya masalah pada ginjal.

Tes darah

1. Blood Urea Nitrogen (BUN)

Nitrogen urea adalah senyawa pemecah protein. Senyawa inilah yang akan diukur dalam tes BUN. Peningkatan kadar senyawa ini dapat menjadi tanda bahwa ginjal tidak menyaring limbah tubuh secara efektif.

Namun, perlu diketahui tidak semua hasil tes nitrogen yang tinggi disebabkan oleh kerusakan ginjal. Obat-obatan seperti aspirin dan beberapa jenis antibiotik juga dapat meningkatkan kadar nitrogen urea kamu.

Kadar nitrogen urea yang normal adalah di antara 7 dan 10 mg/dL. Dokter biasanya akan membandingkan hasil tes ini dengan hasil tes kreatinin untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih baik.

2. Glomerular Filtration Rate (GFR)

Pemeriksaan fungsi ginjal ini akan menunjukkan seberapa baik ginjal kamu menyaring limbah tubuh. Walaupun tes GFR adalah tes darah sederhana, kamu perlu memberikan beberapa informasi seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan untuk mendapatkan hasil GFR yang akurat.

Dokter dapat menggunakan hasil dari GFR kamu untuk menentukan tingkat kerusakan ginjal yang diderita. Menurut National Kidney Foundation (NKF), semakin rendah hasil GFR, maka semakin besar pula kerusakan ginjal yang dialami. Hasil tes GFR dengan poin sekitar 60 atau di bawahnya menandakan adanya masalah ginjal.

Selain tes urin dan tes darah, pemeriksaan lebih lanjut menggunakan CT scan dan biopsi mungkin juga akan dilakukan untuk mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat.

Itulah jenis-jenis pemeriksaan fungsi ginjal yang perlu kamu tahu. Untuk menjaga kesehatan ginjal, kamu bisa mulai dari menerapkan pola hidup sehat dan penuhi asupan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih yang cukup setiap harinya.

Ingin mendapatkan informasi lainnya mengenai kesehatan ginjal? Simak selengkapnya di Jovee. Unduh juga aplikasi Jovee di Play Store dan App Store untuk mendapatkan rekomendasi suplemen personal secara instan. Dapatkan beragam vitamin, dari A hingga Z(inc) hanya di Jovee.