Kenali Pencegahan dan Penanganan Takikardia

Percepatan detak jantung biasanya terjadi ketika seseorang sedang berolahraga, atau merupakan respons tubuh terhadap stres, trauma, serta penyakit. Kondisi ini disebut sinus takikardia. Percepatan ini dikatakan tidak normal jika terjadi saat seseorang dalam keadaan istirahat.

Apa saja jenis-jenis takikardia?

Pada dasarnya, takikardia ini terbagi menjadi dua jenis besar berdasarkan lokasi dan penyebabnya, yaitu takikardia pada serambi jantung (atrium) dan takikardia pada bilik jantung (ventrikel).

Takikardia umumnya jarang menimbulkan gejala atau komplikasi. Tapi jika dibiarkan saja dan tidak diberikan penanganan, kondisi ini dapat mengganggu fungsi jantung sehingga memicu komplikasi serius, termasuk gagal jantung

Jenis takikardia yang terjadi pada serambi jantung atau atrium, terdiri dari:

• Fibrilasi atrium. Kondisi ini terjadi karena kacaunya sinyal listrik di atrium bagian atas sehingga menyebabkan kontraksi bilik jantung menjadi lemah dan impuls yang dihasilkan cepat serta tidak terkontrol.
• Atrial flutter. Hampir sama dengan fibrilasi atrium, kondisi ini juga disebabkan oleh kacaunya sinyal di atrium. Bedanya adalah detak jantung menjadi cepat namun ritmenya masih teratur. Biasanya, penderita atrial flutter juga mengalami fibrilasi atrium.

Sedangkan takikardia yang terjadi pada ventrikel ada tiga jenis, meliputi:

• Takikardia ventrikel. Kondisi ini terjadi saat sinyal listrik pada ventrikel bawah tidak normal. Detak jantung pun menjadi cepat dan menghambat kontraksi ventrikel dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
• Fibrilasi ventrikel. Impuls listrik yang cepat dan kacau menyebabkan ventrikel hanya bergetar, alih-alih memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa fatal apabila penderita tidak langsung diresusitasi jantungnya.
• Takikardia supraventrikular. Kondisi ini merupakan gangguan detak jantung yang paling umum ditemui pada anak-anak. Percepatan detak jantung abnormal yang berasal dari atas ventrikel menimbulkan putaran sinyal yang tumpang tindih pada jantung.

Mengapa penyakit takikardia bisa terjadi?

Terjadinya percepatan detak jantung yang tidak normal ini sebenarnya tidak dapat diprediksi. Tetapi, umumnya takikardia bisa dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:

• Penyakit seperti anemia, hipertiroidisme, hipertensi atau hipotensi, demam
• Stres, cemas, atau ketakutan
• Olahraga berat
• Gangguan keseimbangan cairan
• Obat-obatan
• Narkoba
• Kebiasaan merokok
• Konsumsi minuman berkafein
• Konsumsi minuman beralkohol berlebihan

Kemungkinan penyakit, atau lebih tepatnya kondisi, takikardia pun dapat meningkat kalau Anda memiliki faktor risikonya.

Faktor risiko takikardia

Bertambahnya usia dan riwayat penyakit jantung di keluarga akan meningkatkan risiko seseorang terhadap takikardia. Semua hal yang menyebabkan tekanan pada jantung atau kerusakan pada jaringannya juga berisiko tinggi mengakibatkan takikardia, termasuk:

• Anemia
• Diabetes
• Penyakit jantung
• Kebiasaan konsumsi alkohol dan kafein berat
• Darah tinggi
• Hipotiroid atau hipertiroid
• Stres atau cemas
• Apnea tidur
• Kebiasaan merokok
• Penggunaan narkoba

Apa tanda dan gejala dari penyakit takikardia?

Saat detak jantung menjadi lebih cepat dari normal, gejala dibawah ini bisa dirasakan oleh penderitanya, yaitu:

• Nyeri dada atau angina
• Kelelahan
• Jantung berdebar
• Sesak nafas
• Pingsan
• Pusing

Yang perlu diingat bahwa kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena bisa mengakibatkan komplikasi penyakit serius yang juga fatal, diantaranya gagal jantung, stroke, bahkan henti jantung.

Pengobatan takikardia

Penanganan takikardia harus dilakukan dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya penderita takikardia yang disebabkan stres, sebaiknya ditangani dengan merubah gaya hidupnya supaya lebih rileks. Sedangkan kalau penyebabnya kondisi medis, dokter akan memberikan obat sesuai kondisinya tersebut.

Khusus untuk penderita takikardia supraventrikular disarankan untuk mengurangi kafein dan alkohol, berhenti merokok, dan istirahat cukup.

Bagi penderita takikardia disertai dengan gangguan ritme jantung, perlu dilakukan penanganan berikut ini untuk memperlambat detak jantung, antara lain:

• Pembedahan jantung
• Pemasangan alat pacu jantung
• Pemasangan alat ICD
• Manuver vagal
• Pemberian obat
• Ablasi

Bagaimana cara mencegah kondisi ini?

Pencegahan terbaik untuk mengatasi penyakit ini adalah menjaga kesehatan jantung yang bisa dilakukan dengan upaya untuk mengurangi risiko penyakit jantung berupa:

• Mengontrol konsumsi minuman beralkohol atau kafein
• Berhenti merokok
• Olahraga rutin dan terapkan pola makan sehat
• Menjaga berat badan agar ideal dengan mengontrol tekanan darah agar normal
• Memeriksa kesehatan ke dokter dengan rutin
• Hindari keadaan yang membuat stres

Hal yang sama diungkapkan oleh dr. Fala Adinda, tim dokter Jovee, “Detak jantung dianggap tidak normal bila ia berdetak terlalu lambat maupun terlalu cepat dari seharusnya. Detak jantung yang normal biasanya di antara 60 hingga 100 kali per menit. Segera konsultasikan bila mendapati detak jantung di luar angka itu bahkan ketika sedang beraktivitas ringan.”

Ingin mengetahui informasi kesehatan terpercaya? Daftarkan email anda di Ngovee. Untuk mendapatkan suplemen dan vitamin spesial buat anda, unduh aplikasi Jovee. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store.

Ditulis oleh: Alifia Daariy

Referensi:

Jack C Salerno, Stephen P Seslar. 2009. Supraventricular tachycardia.

WebMD. 2019. Tachycardia: Causes, Types, and Symptoms.

American Heart Association. 2016. Tachycardia: Fast Heart Rate.

Mayo Clinic. 2020. Tachycardia.

Tersedia di Jovee shop