fbpx
BerandaKesehatan LainnyaMengenali Gejala DBD pada Anak dan Pencegahannya

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan satu diantara berbagai penyakit yang menyerang anak saat musim hujan. Di Indonesia sendiri, kasus DBD masih terbilang cukup tinggi. Penyakit menular ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Meski biasanya gejala DBD bisa hilang dalam waktu seminggu, penyakit ini dapat merusak organ bahkan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, mencegah DBD menjadi hal penting yang perlu dilakukan oleh orang tua. Lantas, apa saja gejala DBD pada anak?

kenali-gejala-dbd-pada-anak

Memahami bahaya demam berdarah dengue (DBD) pada anak

Hingga bulan Juli 2020, kasus DBD di Indonesia mencapai 71.633 orang dengan jumlah kematian 459 orang. Dilansir dari situs Kemenkes RI, provinsi dengan jumlah kasus terbanyak berturut-turut yaitu di Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, NTT, Lampung, DKI Jakarta, NTB, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Riau.

Penyakit DBD sempat dijuluki dengan nama “demam break-bone” lantaran gejala nyeri sendi dan otot yang ditimbulkan membuat tulang terasa retak.

Gejala demam berdarah biasanya berlangsung selama 2 – 7 hari dan sebagian besar orang bisa pulih setelah seminggu. Namun, penyakit ini dapat mengancam nyawa dalam waktu beberapa jam dan seringkali membutuhkan penanganan di rumah sakit.

DBD pada anak adalah salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia. Demam tanpa adanya gejala lain merupakan ciri-ciri DBD pada anak yang tergolong ringan.

Sementara, DBD yang sudah berat kemungkinan akan berdampak pada kerusakan organ, perdarahan, dehidrasi, bahkan kematian. Oleh karena itu, upaya pencegahan penyakit DBD merupakan salah satu hal penting yang perlu dilakukan pada anak.

Tanda dan gejala DBD pada anak yang harus Anda perhatikan

ciri-ciri-dbd-pada-anak

Demam berdarah sendiri memiliki 3 jenis, yakni demam dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome (DSS). Masing-masing jenis penyakit ini memiliki tanda dan ciri-ciri yang berbeda.

Gejala demam dengue pada anak

Demam dengue adalah bentuk DBD ringan yang tidak atau belum menyebabkan perdarahan. Pada awalnya, penyakit ini cenderung tidak menimbulkan gejala atau ciri apa pun. Apalagi, jika anak Anda belum pernah kena demam berdarah sama sekali. Banyak orang yang sering keliru mengenali gejala jenis penyakit DBD pada anak tersebut dengan flu atau infeksi virus lain.

Berikut ini adalah tanda gejala DBD pada anak, jika anak mengalami sejumlah dari gejala berikut, segera periksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

  • Demam tinggi akut 3 – 14 hari setelah digigit nyamuk
  • Mengeluh sakit kepala dan mual
  • Mengeluh nyeri otot dan pegal linu di sekujur tubuhnya
  • Ruam merah pada kulit anak
  • Kelenjar getah beningnya bengkak

Gejala DBD pada anak 6 tahun umumnya juga sama seperti di atas. Penegakkan diagnosis demam dengue dilakukan dengan pemeriksaan darah oleh dokter. Kalau jumlah sel darah putihnya rendah, si kecil akan dinyatakan positif demam dengue.

Ciri-ciri dan gejala DBD pada anak

Gejala demam dengue anak yang bertambah parah, dan disertai perdarahan di beberapa bagian tubuhnya, disebut sebagai demam berdarah dengue (DBD).

Perjalanan penyakit demam dengue menjadi DBD ini bisa terjadi karena diagnosis yang terlambat. Demam berdarah dengue juga dapat terjadi karena sistem imun anak tidak cukup kuat untuk melawan virus dengue meski sudah mendapat perawatan medis.

Penyakit DBD pada anak dapat berakibat fatal apabila tidak terdiagnosis atau terlambat mendapatkan penanganan dari dokter. Itulah sebabnya, orang tua harus memperhatikan betul gejala DBD yang mungkin muncul pada anak.

Munculnya ciri-ciri gejala DBD pada anak-anak umumnya dimulai pada 24 – 48 jam setelah suhu tubuhnya menurun. Ciri ciri demam berdarah pada anak usia 3 tahun juga umumnya sama seperti gejala DBD lainnya. Anak Anda kemungkinan mengalami DBD bila menunjukkan atau mengeluhkan tanda-tanda di bawah ini, antara lain:

  • Sakit perut, atau perutnya terasa nyeri saat ditekan
  • Suhu tubuhnya berubah drastis, dari tinggi (demam) bisa menjadi sangat rendah (hipotermia)
  • Muntah terus-menerus
  • Feses atau muntahnya mengandung darah
  • Mimisan terus-menerus
  • Gusi anak berdarah tiba-tiba tanpa sebab
  • Terlihat lelah, gelisah, mudah marah dan tersinggung

Mereka akan dinyatakan positif mengalami DBD jika dokter menemukan adanya kebocoran plasma saat pemeriksaan, jumlah trombosit darah mereka menurun, dan kerusakan pada sistem kerja organ limpa.

Anak-anak dengan sistem imun yang lemah atau sebelumnya pernah kena demam dengue akan berisiko lebih besar untuk terinfeksi demam berdarah dengue daripada mereka yang belum pernah.

Tanda dengue shock syndrome pada anak

Gejala DBD pada anak yang tidak ditangani mengarah ke kondisi yang mematikan, dikenal dengan sebutan Dengue Shock Syndrome atau DSS.

Dengue shock syndrome adalah jenis penyakit demam berdarah paling parah. Pada anak, gejala dari kondisi ini meliputi semua gejala demam dengue dan demam berdarah dengue. Ditambah pula dengan syok yang ditandai dengan:

  • Perdarahan tiba-tiba dan terus menerus dari bagian tubuh yang memiliki lubang, yaitu hidung, gusi, mulut, atau feses
  • Tekanan darah menurun drastis yang menyebabkan kesadaran anak menurun cepat
  • Denyut nadi anak melemah

Selanjutnya pada saat pemeriksaan dokter akan menemukan:

  • Kebocoran pada pembuluh darah
  • Kegagalan fungsi organ dalam
  • Jumlah trombosit menurun hingga di bawah angka 100.000/mm3

Meningkatkan kekebalan tubuh guna mencegah gejala DBD pada anak

Sebenarnya, prinsip utama dalam pencegahan DBD pada anak adalah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes. Tetapi, memperkuat kekebalan tubuh anak juga tidak kalah penting.

“Sebenarnya sudah ada vaksin dengue (vaksin Dengvaxia) namun vaksin tersebut memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat digunakan syarat untuk anak usia 9 – 16 tahun yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi virus dengue (seropositif),” jelas dr Irma Lidia, tim dokter Jovee.

Beliau juga menambahkan, “Vaksin itu bertujuan mengurangi risiko kejadian dan keparahan demam berdarah dengue. Vaksin Dengvaxia cukup mahal dan tidak semua anak dapat divaksin, karena itu mencegah terjangkit tetap pilihan yang baik dengan cara menghindari dan mengurangi nyamuk Aedes yang jadi vektor dengan melakukan 4M plus dan menjaga imun tubuh.”

Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menguatkan sistem imun si kecil, yakni:

1. Perbanyak konsumsi vitamin C

Ketika daya tahan tubuh melemah, kemampuan tubuh dalam melawan patogen penyebab penyakit pun ikut berkurang. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk memperkuat sistem imun anak supaya terhindar dari infeksi DBD adalah mencukupi kebutuhan vitamin C.

Jika asupannya tercukupi, vitamin C dapat mengoptimalkan produksi sel darah putih, khususnya limfosit dan fagosit. Kedua sel darah tersebut membantu melindungi tubuh dari infeksi.

Vitamin C juga membuat fungsi sel darah putih menjadi lebih efektif dan melindunginya dari kerusakan akibat molekul berbahaya, seperti radikal bebas. Zat gizi mikro ini tidak dapat diproduksi tubuh sehingga Anda perlu memenuhi asupannya dari makanan ataupun suplemen. Kebutuhan vitamin C pun harus dipenuhi setiap hari karena tidak disimpan di tubuh.

Asupan vitamin C bisa Anda temui pada:

  • Buah-buahan, terutama jambu biji, jeruk, jeruk bali, kiwi, leci, stroberi, serta pepaya
  • Sayuran, misalnya tomat, bayam, kangkung, kentang, brokoli, dan paprika

Jambu biji merupakan buah dengan kandungan vitamin C paling tinggi, bahkan melebihi jeruk. Bonusnya lagi, jambu biji mengandung antioksidan flavonoid yang berfungsi untuk menghambat virus untuk berkembang atau bereplikasi sehingga dapat mencegah perdarahan akibat rusaknya trombosit ketika virus dengue menyerang.

Baca juga: Khasiat Vitamin C untuk Mencegah Demam Berdarah

Untuk memastikan kebutuhan vitamin C Anda terpenuhi, Anda bisa mengonsumsi Blackmores Bio C (Rp 299.935). Blackmores Bio C adalah vitamin C 1000mg yang dilengkapi herbal dan bioflavonoid untuk membantu penyerapan vitamin C dan menjaga daya tahan tubuh. Blackmores Bio C dilapisi mineral askorbat sehingga aman untuk lambung dan mengandung antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas.

2. Makan buah-buahan serta sayuran

Berbagai nutrisi yang terdapat di dalam buah serta sayuran terbukti mampu menjaga dan menguatkan daya tahan tubuh. Apalagi, banyak buah dan sayuran yang mengandung vitamin C, seperti yang telah dijabarkan di atas.

Tubuh si kecil akan membutuhkan asupan gizi seimbang agar perkembangan sistem imunitasnya lebih optimal. Kandungan serat, vitamin, mineral, senyawa-senyawa aktif, hingga antioksidan pada buah dan sayur akan menunjang kerja tubuhnya secara keseluruhan.

Untuk memudahkan anak mengonsumsinya, Anda bisa membuat jus buah atau sayuran segar tersebut.

Baca juga: 10 Buah Sehat dan Kaya Nutrisi untuk Penderita Demam Berdarah

3. Ajak si kecil bergerak

Olahraga dapat menjaga serta menguatkan sistem imun dengan berbagai cara. Mulai dari memperlancar peredaran darah, meningkatkan kualitas tidur si kecil, hingga menurunkan tingkat stres.

Dengan begini, daya tahan tubuh anak akan terjaga dan risiko infeksi demam berdarah juga berkurang.

Tetapi, selama masa pandemi ini sebaiknya olahraga tidak dilakukan di luar rumah, apalagi bersama teman-temannya dan orang lain. Sebagai gantinya, orang tua bisa mengajak mereka untuk olahraga di halaman rumah dan melakukan senam peregangan di sela-sela aktivitas rutinnya.

4. Pastikan kebutuhan cairannya terpenuhi

Daya tahan tubuh bisa ditingkatkan melalui pemenuhan nutrisi. Disamping nutrisi makro dan mikro dari makanan, cairan juga merupakan komponen penting dalam tumbuh kembang anak.

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut ini merupakan kebutuhan cairan yang bisa didapatkan dari air mineral, susu, atau jus buah berdasarkan usia, yaitu:

  • 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mililiter (mL) per hari;
  • 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari;
  • 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari;
  • 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari;
  • 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari (laki-laki) dan 2100 mL/hari (perempuan); serta
  • 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki-laki) dan 2300 mL/hari (perempuan).

5. Membiasakan si kecil tidur cukup

Memperoleh tidur berkualitas sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi bergizi untuk tubuh. Dilansir dari situs IDAI, tidur akan memperbaiki kemampuan anak untuk fokus dan berkonsentrasi, menghilangkan lelah dan mengembalikan tenaga, serta memelihara daya tahan tubuh.

Sebaliknya, kurang tidur bisa menjadi faktor penyebab melemahnya daya tahan tubuh sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit, termasuk DBD. Di bawah ini adalah anjuran waktu tidur sesuai usia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni:

  • 0 – 1 bulan: 14 – 18 jam per hari
  • 1 – 18 bulan: 12 – 14 jam per hari
  • 3 – 6 tahun: 11 – 13 jam per hari
  • 6 – 12 tahun: 10 jam per hari
  • 12 – 18 tahun: 8 – 9 jam per hari

Gejala DBD pada anak bisa dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk dan menjaga kesehatan lingkungan. Akan tetapi, lingkungan tidak bisa sepenuhnya dikendalikan. Di sinilah letak pentingnya pencegahan DBD dari dalam tubuh si kecil. Dengan menjaga serta menguatkan sistem imunnya, kemungkinan anak terserang infeksi demam berdarah akan lebih kecil.

Baca juga: Cegah Penyakit DBD dengan 9 Langkah Praktis Ini

Terlebih lagi pada masa pandemi seperti saat ini, memelihara kesehatan anak sangat penting untuk mencegah si kecil terserang infeksi virus dan penyakit. Nah, bagi bunda yang ingin tahu cara menjaga kesehatan anak selama adaptasi kebiasaan baru masa pandemi, bisa ikuti webinar Bobo x Jovee Lifepack yang akan diadakan pada 25 Juli 2020. Untuk informasi selengkapnya, bisa cek di sini ya Bunda.

Penasaran dengan tips dan trik kesehatan lainnya? Simak selengkapnya di Jovee. Unduh aplikasi Jovee melalui Google Play Store maupun App Store. Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee.

Referensi

Pertanyaan Seputar Jovee

+

Apa itu Jovee?

+

Apa yang membuat Jovee berbeda dengan yang lain?

+

Apa saja metode pembayaran yang tersedia di Jovee?

+

Berapa lama pengiriman vitamin saya?

+

Apakah Jovee memberikan gratis ongkir?

Logo

Dapatkan Vitamin sesuai Kebutuhanmu dengan Konsultasi GRATIS lewat Nutrisionist kami

Yuk, segera

Konsultasi Sekarang

Callback
Logo

Dapatkan Vitamin sesuai Kebutuhanmu dengan Konsultasi GRATIS lewat Nutrisionist kami

Konsultasi Sekarang

Jaminan Jovee untuk Anda

Icon

100% Original

Semua Produk yang kami jual terjamin keasliannya dengan kualitas terbaik.

Icon

Dijamin Lebih Murah

Kami menjamin akan mengembalikan uang dari selisih perbedaan harga.

Icon

Gratis Ongkir

Tak perlu antre. Kami kirim ke alamat Anda. GRATIS*

Artikel Terkait

hatha yoga untuk kecantikan

Manfaat Hatha Yoga untuk Kecantikan dan Kesehatan Perempuan

Kesehatan Lainnya   18/12/2023
cara cepat hamil setelah menikah

Cara Cepat Hamil Setelah Menikah

Kesehatan Lainnya   14/12/2023

Penyebab Menguap dan Fakta-fakta yang Menarik Diketahui

Kesehatan Lainnya   11/12/2023
manfaat daun binahong merah untuk wajah

Mengenal Manfaat Daun Binahong Merah untuk Wajah dan Kesehatan Tubuh

Kesehatan Lainnya   28/11/2023
efek bleaching rambut

Hal-hal yang Perlu Kamu Tahu Seputar Efek Bleaching Rambut

Kesehatan Lainnya   26/11/2023