Seiring bertambahnya usia, kemampuan memori dan otak juga mulai berkurang. Tak jarang orang-orang yang sudah lanjut usia terkena penyakit degeneratif otak. Salah satunya adalah penyakit alzheimer. Apa itu penyakit alzheimer? Berikut ini ulasan lengkap mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasi alzheimer yang telah Jovee rangkum dari berbagai sumber. Yuk, simak selengkapnya!

Mengenal penyakit alzheimer
Alzheimer merupakan gangguan otak yang menyebabkan kehilangan memori dan kemampuan kognitif lain yang serius yang bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Perlu diperhatikan bahwa alzheimer bukanlah proses penuaan yang normal. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum terjadi pada lansia, sekitar 60 – 80% dari total jumlah kasus demensia.
Penyakit ini tidak muncul dalam satu malam. Alzheimer merupakan kondisi yang progresif dan ireversibel, yang berarti gejala muncul secara bertahap.
Mulai dari gejala ringan, yang berangsur-angsur menjadi lebih buruk. Pada tahap yang sudah parah, penderita bahkan tidak dapat berkomunikasi maupun berfungsi secara mandiri.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit alzheimer lebih banyak menyerang lansia. Anak muda juga dapat terserang penyakit ini, hanya saja kasus yang ditemukan cukup jarang. Gejala pertama umumnya muncul setelah usia 60 tahun, dan dapat bertambah parah seiring bertambahnya usia.
Hingga saat ini, belum ditemukan pasti penyebab dari penyakit ini. Namun, beberapa faktor risiko dapat meningkatkan potensi terjadinya alzheimer, termasuk:
- Usia. Kebanyakan penderita alzheimer adalah lansia usia 65 tahun ke atas.
- Faktor genetik
- Riwayat keluarga. Jika kamu punya anggota keluarga yang mengidap penyakit alzheimer, maka risiko kamu terkena penyakit ini juga semakin besar.
- Jenis kelamin. Meski dapat menyerang pria dan wanita, risiko alzheimer lebih tinggi terjadi pada wanita.
- Polusi udara. Dilansir dari Mayo Clinic, studi pada manusia menemukan bahwa polusi udara memiliki kaitan dengan risiko demensia yang lebih besar.
- Konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan telah lama diketahui dapat merusak otak. Sejumlah penelitian juga telah menemukan bahwa alkohol dapat meningkatkan risiko penyakit demensia.
- Pola tidur yang buruk
Selain faktor di atas, faktor lainnya seperti depresi, gaya hidup tidak sehat, merokok, penyakit kardiovaskular, dan trauma otak juga dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer.
Gejala penyakit alzheimer
Gejala alzheimer yang paling umum yakni kesulitan untuk mengingat informasi baru. Pada awalnya, gejala ini mungkin tidak begitu terlihat karena dianggap normal.
Namun, dengan sifat progresif dari alzheimer, gejala ini akan menjadi lebih jelas seiring berjalannya waktu. Gejala lainnya yang mungkin muncul, di antaranya:
- Perubahan kepribadian dan kebiasaan sehari-hari
- Kebingungan
- Kesulitan berbicara
- Disorientasi
- Perubahan suasana hati
- Kesulitan mengingat peristiwa, waktu, dan tempat
- Sering merasa curiga
- Kesulitan tidur
- Kesulitan mengenali keluarga dan teman
Perlu diperhatikan, gejala-gejala ini tidak selalu menandakan seseorang menderita alzheimer. Konsultasikan selalu pada dokter untuk menentukan penyebab dari gejala yang dialami.
Pada penyakit alzheimer, gejala yang muncul dapat berubah sesuai dengan tahap perkembangan penyakit. Terdapat 3 tahap perkembangan alzheimer, yakni tahap awal, pertengahan, dan tahap akhir.
Pada tahap akhir, fungsi mental yang memburuk akan mulai berdampak pada fisik. Pada tahap ini, penderita akan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dan sulit untuk melakukan gerakan. Sehingga, penderita alzheimer tahap akhir akan sangat membutuhkan caregiver untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Cara mengatasi alzheimer
Apakah ada cara mengatasi alzheimer? Sayangnya, belum ditemukan obat atau pengobatan khusus yang dapat mengatasi penyakit degeneratif ini. Obat-obatan dan perawatan yang diperuntukkan pada penderita ditujukan untuk mengontrol dan memperlambat progesifitas gejala.
Obat alzheimer yang diberikan dapat berupa inhibitor kolinesterase, memantine (Namenda), dan antidepresan. Tentunya, obat-obatan ini hanya bisa didapatkan dengan resep, dan penggunaan yang diawasi oleh dokter.
Cara mencegah alzheimer
Meski tidak dapat disembuhkan, beberapa hal ini dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyakit alzheimer.
Pola makan sehat
Mengubah pola makan menjadi lebih sehat tidak hanya mengurangi risiko penyakit otak, melainkan juga penyakit dan infeksi lainnya. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung:
Selain dari makanan, kamu juga bisa dapatkan asupan nutrisi di atas melalui suplemen. Blackmores Odourless Fish Oil (Rp65.835) mengandung minyak ikan kaya akan omega 3. Tidak berbau dan dapat dikonsumsi harian, kamu bisa coba konsumsi suplemen ini untuk dukung fungsi otak.
Olahraga rutin
Olahraga dengan teratur penting untuk kesehatan fungsi otak. Meski hanya jalan kaki selama 10 menit, kekuatan sendi, tulang, hati, dan otak dapat meningkat. Selain itu, olahraga juga membuat kamu tidur lebih nyenyak, yang membantu memperbaiki pola tidur.
Hubungan sosial yang baik
Mempertahankan hubungan sosial yang kuat dan menjaga kesehatan mental seiring bertambahnya usia dapat menurunkan risiko penurunan kognitif dan alzheimer.
Secara keseluruhan, menerapkan pola hidup sehat merupakan cara yang baik untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk alzheimer. Sudahkah kamu menerapkan pola hidup sehat?
Mulailah dari hal kecil terlebih dahulu, agar kebiasaan baru dapat berjalan konsisten. Bila perlu, tambah asupan nutrisi dengan suplemen kesehatan. Jovee menyediakan berbagai macam suplemen harian dengan harga lebih hemat, 100% original. Gratis ongkir ke seluruh Indonesia, yuk cek Jovee Official Shop di sini!
Simak informasi seputar kesehatan lainnya hanya di Jovee, pusat vitamin harian personalmu. Follow juga media sosial Jovee, @jovee.id di Instagram dan Tiktok untuk dapatkan promo menarik dan informasi kesehatan lainnya.