Skizofrenia paranoid adalah bentuk paling umum dari penyakit skizofrenia, penyakit gangguan pada otak. Umumnya, tidak semua orang dengan skizofrenia akan menunjukkan gejala paranoid. Gejala umum dari paranoid adalah munculnya delusi yang signifikan, di mana membuat seseorang merasa curiga terhadap orang lain secara tidak masuk akal. Berikut penjelasan lengkap mengenai gejala dan penanganan skizofrenia paranoid.
Penyebab skizofrenia paranoid
Skizofrenia merupakan penyakit psikis kronis yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan emosi, dan berperilaku. Paranoid adalah salah satu gejala yang paling sering dilaporkan oleh orang-orang yang didiagnosis skizofrenia.
Penderita kondisi ini akan kesulitan membedakan kenyataan dan fantasi. Seiring berjalannya waktu, jika tidak ditangani maka gejalanya dapat secara signifikan memengaruhi cara penderita memandang dan berinteraksi dengan dunia.
Hingga kini, penyebab dari skizofrenia paranoid belum dapat dipastikan. Penyakit ini sendiri dapat diturunkan, sehingga ada kemungkinan kondisi ini bersifat genetik. Namun, tidak semua orang dengan anggota keluarga yang menderita skizofrenia akan mengalami gangguan ini, dan tidak semua orang yang mengalami skizofrenia akan mengalami gejala paranoid.
Dilansir dari Healthline, berikut sejumlah faktor risiko yang dapat memicu skizofrenia:
- Kelainan otak
- Kekerasan yang dialami semasa kecil
- Kadar oksigen rendah saat lahir
- Perceraian atau kehilangan orang tua di usia muda
- Paparan virus selama masa bayi atau sebelum lahir
Bagi seseorang yang punya risiko tinggi, faktor-faktor tertentu dapat memicu gejala skizofrenia, termasuk paranoid. Gejala delusi paranoid juga mungkin akan muncul jika penderita pergi ke tempat yang ramai. Meski tidak langsung menyebabkan skizofrenia, obat-obatan tertentu seperti kokain dan amfetamin dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini.
Gejala skizofrenia paranoid
Gejala skizofrenia paranoid biasanya mulai muncul dan berkembang selama masa remaja, di antara usia 16 hingga 30 tahun. Gejalanya juga cenderung lebih cepat muncul pada wanita dibandingkan pria. Secara global, diperkirakan ada 20 juta orang yang hidup dengan penyakit ini.
Bagi penderita skizofrenia paranoid, mereka akan kesulitan membedakan kenyataan dan delusi yang mereka buat. Misalnya, mereka mungkin merasa melihat orang dan mendengar suara yang nyata, padahal kenyataannya tidak. Dengan begitu, penderita akan sulit untuk menjalani kehidupan normal.
Dilansir dari Verywellhealth, gejala skizofrenia paranoid awal dapat meliputi:
- Menghindari acara dan interaksi sosial (anti sosial)
- Insomnia
- Cepat marah
- Memiliki masalah di tempat kerja atau sekolah
- Sulit fokus
- Melihat hal-hal yang tidak dilihat orang lain
- Mendengar suara yang tidak ada
- Ketakutan dan selalu curiga pada orang lain
- Kesulitan berpikir jernih
- Kehilangan motivasi untuk merawat diri
Skizofrenia adalah gangguan yang jika tidak diobati, maka gejalanya akan memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Gejala yang dapat berkembang di antaranya:
Delusi
Delusi adalah keyakinan atau khayalan tidak nyata yang dipercaya dan dipertahankan meskipun ada bukti sebaliknya. Contoh jenis delusi umum yang mungkin dimiliki penderita kondisi ini meliputi:
- Delusi keagungan. Percaya bahwa seseorang memiliki bakat atau karunia khusus, kekayaan luar biasa, atau sifat penting lainnya.
- Delusi kendali. Berpikir bahwa seseorang sedang dikendalikan oleh entitas lain seperti alien, suara-suara dari televisi, atau kekuatan luar lainnya.
- Delusi penganiayaan. Percaya bahwa seseorang atau lebih berkonspirasi melawan diri atau orang disayang dengan mencoba menyakiti atau menganiaya.
- Delusi referensi. Keyakinan bahwa adanya suatu kejadian yang tidak terkait pada diri punya keterkaitan langsung ke diri sendiri.
Sekitar 90 persen penderita skizofrenia memiliki beberapa jenis delusi.
Halusinasi
Gejala skizofrenia paranoid selanjutnya adalah halusinasi. Ada sejumlah tipe halusinasi yang meliputi:
- Halusinasi visual, yakni melihat adanya sesuatu benda atau hal yang tidak nyata.
- Halusinasi pendengaran, yakni mendengar suara yang tidak ada.
- Halusinasi penciuman atau pengecapan, yakni mencium aroma atau bau dan mencicipi rasa yang tidak ada
- Halusinasi taktil, yakni merasakan sensasi adanya sentuhan dari seseorang yang tidak nyata
Pada halusinasi suara, suara yang didengar bisa berupa perintah, komentar atau kritikan, negatif dan mengganggu yang diucapkan oleh seseorang yang dikenal atau tidak dikenal, bahkan bukan suara manusia seperti suara bersenandung.
Gangguan bicara dan perilaku
Orang dengan skizofrenia paranoid mungkin akan alami gangguan bicara dan perilaku. Mereka mungkin cenderung mengucapkan kalimat yang menyimpang atau tidak relevan, seperti pengulangan kata dan frasa, atau mulai berbicara di tengah kalimat.
Perilaku yang tidak terorganisir termasuk mengendalikan emosi, seperti kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari dan masalah dalam mengendalikan emosi yang kemudian berdampak negatif pada pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi.
Pikiran bunuh diri
Pikiran dan upaya bunuh diri akan meningkat pada penderita skizofrenia paranoid. Hanya saja, gejala skizofrenia paranoid yang satu ini lebih sering terjadi pada penderita yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Cara mengatasi skizofrenia paranoid
Karena kondisi ini tidak dapat disembuhkan, perawatan akan berfokus pada pengelolaan gejala sehingga kehidupan sehari-hari dapat berjalan lebih baik. Perawatan ini meliputi obat-obatan yang membantu mengurangi intensitas dan frekuensi gejala, termasuk delusi paranoid.
Perawatan seperti terapi perilaku kognitif (CBT) juga akan dilakukan untuk membantu mengatasi gejala yang tidak baik dengan pengobatan. Penanganan skizofrenia paranoid dengan obat-obatan dapat menyebabkan efek samping, jadi konsultasi dengan dokter mengenai efek samping secara lengkap.
Sejumlah faktor tertentu seperti penggunaan obat terlarang dan konsumsi alkohol bisa berdampak negatif dalam penanganan skizofrenia paranoid, sehingga hindari kedua hal ini. Selain itu, dukungan moral dan psikis dari orang terdekat juga penting untuk mengelola intensitas gejala yang muncul.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai skizofrenia paranoid. Simak informasi seputar penyakit dan kesehatan lainnya hanya di Jovee. Temukan juga berbagai suplemen kesehatan terbaik seperti Blackmores, Wellness, dan lainnya, lebih hemat dan gratis ongkir se-Indonesia hanya di Jovee, pusat suplemen dan vitamin personalmu.