Seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, muncullah berbagai macam alat yang diklaim mampu mendeteksi coronavirus penyebab Covid-19. Beberapa diantaranya adalah PCR test dan rapid antigen serta antibody test. Masing-masing alat pastinya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tapi, masih saja banyak orang yang bingung membedakan satu tes dengan tes lainnya. Memang, apa, sih, perbedaannya? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Perbedaan swab antigen test, swab test, dan rapid test
Baru-baru ini, World Health Organization (WHO) menyetujui rapid antigen test untuk mendeteksi virus corona. Tes antigen tersebut dikenal juga dengan istilah swab antigen test. Tapi, apa sebenarnya perbedaan swab test dan swab antigen test? Bagaimana efektivitasnya dibandingkan rapid test?
Mengutip penjelasan Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO untuk Gender dan Kepemudaan, Diah Saminarsih, tes antigen swab dapat dilakukan untuk mendeteksi protein virus corona di dalam tubuh manusia saat virus tersebut tengah berada di tingkat paling menular.
Disebut swab antigen test, prosedur pelaksanaan tes ini sama dengan PCR test. Sampel tes yang digunakan adalah lendir yang diambil oleh tenaga kesehatan dari bagian dalam hidung (nasofaring) atau tenggorokan (orofaring) Anda.
Caranya dengan melakukan swab atau mengusap bagian dalam hidung atau tenggorokan untuk mengambil sampel tersebut.
Baca juga: Memahami PCR Test untuk Mendiagnosis Covid-19
Meski caranya sama, waktu yang dibutuhkan rapid antigen detection test (RADT) untuk mendapatkan hasilnya sekitar 30 menit. Sedangkan PCR atau swab test memerlukan, minimal 2 – 5 jam, termasuk pengambilan sampel.
Perbedaan lain antara PCR dan swab antigen test yakni: PCR dapat mendeteksi materi genetik virus sesedikit apapun. Makanya, hasil PCR mungkin saja positif walaupun virus dalam tubuhnya sudah tidak memiliki daya menginfeksi.
Sementara itu, rapid antibody test mendeteksi antibodi seseorang setelah beberapa waktu melawan virus. Karenanya, tes jenis ini cenderung tidak efektif mendeteksi virus saat infeksi baru saja terjadi.
Rapid antigen test dipercaya lebih akurat dibanding rapid antibody test karena tes antigen dilakukan untuk mendeteksi virusnya bukan respons tubuh terhadap virus (antibodi).
Sebenarnya, apa itu swab antigen test?
Swab antigen test biasanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit pernapasan akibat virus influenza atau respiratory syncytial virus (RSV).
Namun, U.S. Food and Drug Administration (FDA) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk menjadikan tes antigen guna mengidentifikasi virus penyebab Covid-19.
Dikenal juga dengan rapid antigen test, swab antigen test merupakan tes diagnostik cepat yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus corona. Apa lagi itu antigen?
Sistem kekebalan tubuh manusia bekerja dengan cara sederhana. Semua protein di dalam tubuh yang tidak berasal dari materi genetik Anda kemungkinan besar berasal dari patogen dan harus dihancurkan. Inilah peran dari sistem imun tubuh.
Ketika sistem imun mendeteksi protein asing, sel darah putih–terutama sel B–akan membentuk antibodi untuk menghancurkannya. Antibodi sendiri adalah protein dengan bentuk seperti huruf Y yang dapat menggandeng protein patogen untuk kemudian membasminya.
Bentuk antibodi yang dihasilkan ini tidak langsung cocok dengan bentuk protein patogen saat pertama kali menggandengnya. Tapi, sel darah putih akan terus menghasilkan antibodi baru yang menyesuaikan bentuk patogen. Sehingga, pada akhirnya bentuk antibodi dan protein patogen bisa cocok.
Protein asing yang memicu suatu proses pembuatan antibodi ini disebut antigen. Makanya, antigen akan terdeteksi ketika virus sedang aktif menggandakan dirinya.
Karena itulah juga, rapid antigen test paling tepat dilakukan ketika Anda baru saja terinfeksi coronavirus. Kenapa begitu? Karena sebelum antibodi muncul untuk melawan virus, ada antigen yang tengah merangsang pembentukannya. Keberadaan antigen itulah yang dideteksi oleh tes rapid.
Sama seperti rapid antibody test, ada kemungkinan juga hasil yang dikeluarkan rapid antigen test tidak akurat. Salah satu alasannya adalah hasil yang Anda dapatkan mungkin saja positif palsu. Ini artinya, virus yang terdeteksi bukanlah SARS-CoV-2, melainkan virus lain seperti influenza.
Mengapa hasilnya bisa tidak akurat?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, antigen biasanya ditemukan pada masa awal infeksi. Setelah itu, tubuh akan membentuk antibodi. Antigen dan antibodi ini akan menjadi pasangan yang tidak bisa lepas. Kalau diibaratkan, antigen adalah gembok sedangkan antibodi adalah anak kuncinya.
Apabila antigen yang dicari sudah bergabung jadi satu dengan antibodi, jelaslah antigen tidak bisa lagi terdeteksi. Akibatnya, hasil tes akan menunjukkan negatif palsu. Artinya, di dalam tubuh Anda sebenarnya terdapat virus corona tetapi tes diagnostik malah menyatakan negatif.
“Tes swab antigen mendeteksi protein tertentu pada virus. Dengan menggunakan usap hidung atau tenggorokan untuk mendapatkan sampel cairan, tes ini lebih cepat dan lebih murah daripada tes PCR,” jelas dr. Irma Lidia, tim dokter Jovee.
Ia menambahkan lagi, “Hasil tes antigen positif dianggap sangat akurat, tetapi ada kemungkinan juga hasil negatif palsu. Itu artinya mungkin saja kita terinfeksi virus tetapi memiliki hasil negatif. Sehingga, dokter mungkin merekomendasikan tes PCR untuk memastikan hasil tes antigen negatif.”
Oleh karena itu, bila hasil tes antigen negatif, Anda mungkin dianjurkan untuk melakukan tes PCR 7 – 10 hari kemudian untuk memastikan diagnosis. Harapannya adalah, antibodi terhadap virus corona sudah terbentuk dan bisa terdeteksi oleh alat PCR.
Melansir dari laman Kemenkes RI, jika hasil tes antigen Anda negatif, Anda disarankan tetap berada di rumah dan melakukan physical distancing serta gaya hidup sehat.
Bagaimana kalau hasilnya positif?
Apabila hasil tes antigen Anda positif, Anda dianjurkan untuk melakukan tes ulang dengan PCR guna memastikan diagnosis. Pemeriksaan konfirmasi dilakukan sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.
Plus, Anda pun perlu menerapkan isolasi mandiri di rumah dan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS. Rutinlah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir; tutup mulut dan hidung saat batuk serta bersih; menggunakan masker jika keluar rumah; dan menjaga jarak fisik.
Selain itu, bila muncul gejala seperti demam, batuk, suara serak dan sesak nafas yang memberat, segera kontak fasyankes untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Jika Anda Anda memerlukan konsultasi, dapat menghubungi layanan Lifepack.
Baca juga:
6 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Ini Dia Alasan Mengapa Anda Harus Mencuci Tangan!
Apa saja kelebihan dan kekurangan swab antigen test?
Disamping hal-hal yang telah disebutkan di atas, kekurangan tes diagnostik antigen ini ialah uji validasi yang masih terbatas dan belum dapat menggantikan posisi PCR test. Ditambah lagi, untuk pengambilan spesimen perlu dilakukan di ruangan khusus, minimal memiliki fasilitas s biological safety cabinet (BSC) kelas 2.
Adapun kelebihan dari tes diagnostik cepat ini meliputi:
- Mendeteksi komponen virus secara langsung (antigen)
- Cocok untuk mendeteksi virus di fase akut. Karenanya, tes ini tergolong ke dalam tes deteksi dini
- Tidak memerlukan spesifikasi laboratorium khusus (Biosafety laboratorium)
Anda dapat memesan layanan Antigen Swab Covid-19 (Rp 185.000) di Lifepack.
Demikian informasi mengenai swab antigen test dan perbedaannya dengan sejumlah tes lain yang ada. Meski cepat dan lebih akurat daripada rapid antibody test, tes antigen ini tetap saja tidak lebih akurat dibandingkan PCR. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih jelas.
Ingin mengetahui informasi kesehatan terpercaya? Simak selengkapnya di Jovee. Untuk mendapatkan suplemen dan vitamin spesial buat anda, unduh aplikasi Jovee. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store. Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee.