Kasus omicron di indonesia dengan cepat meningkat setiap harinya. Terpantau pada tanggal 9 Februari, dilansir dari akun instagram @perupadata, jumlah kasus positif menjadi 46.843 kasus, meningkat sebanyak 9.351 kasus dari hari sebelumnya.
Sementara itu, untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi gelombang ketiga COVID-19, vaksin booster yang diberikan gratis oleh pemerintah terus digalakkan. Tercatat sudah lebih dari 5 juta orang di Indonesia telah mendapatkan vaksin booster.
Khusus wilayah Jakarta, data corona.jakarta.go.id per 10 Februari 2022, vaksin dosis ketiga (booster) sudah mencapai 906.851 suntikan. Ini diberikan baik untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat umum.
Sebagian besar dari pelaku perjalanan dari luar negeri
Walaupun penyebab Omicron cepat menyebar di Indonesia belum dapat dipastikan, saat ini kasus Omicron yang tercatat didominasi oleh pelaku perjalanan dari luar negeri, yang kemudian disusul dengan transmisi lokal.
Berdasarkan jumlah kasus pada tanggal 31 Januari, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dilansir melalui nasional.kontan.co.id, mengatakan, “Total kasus Omicron di Indonesia mencapai 2.980, pelaku perjalanan dari luar negeri 1.601, transmisi lokal 1.039 dan masih dalam pemeriksaan epidemiologi 340.”
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi varian Omicron telah mendominasi kasus COVID-19 saat ini. Oleh sebab itu, penting untuk terus menerapkan proses dan usahakan untuk meminimalisir keluar rumah pada masa ini. Sebagai tindakan pencegahan, pemerintah juga telah menerapkan PPKM level 3 di sejumlah daerah, seperti wilayah Jabodetabek.
Menurut ahli, kematian akibat Omicron dapat meningkat jika kasus terus naik
Omicron di Indonesia yang terus naik dikhawatirkan dapat meningkatkan probabilitas kematian akibat COVID-19. Dilansir dari CNN Indonesia, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Sutanto menyatakan kasus kematian akibat virus COVID-19 varian Omicron bisa tinggi selama total kasus positifnya juga kian tinggi.
Diketahui, persentase pada tingkat kematian varian Delta berkisar pada 2 hingga 3 persen dari total kasus. Sementara itu, saat ini persentase tingkat kematian akibat Omicron di Indonesia berkisar 0,5 persen dari jumlah yang terpapar.
“Kalau kasus meningkat, 0,5 persen pasti jumlahnya lebih banyak dibanding kalau jumlah pasiennya sedikit. Karena kan 0,5 [persen] dari kasus total,” ujarnya.
Agus juga mengingatkan, prokes tetap harus ditaati bagi siapa saja, bahkan jika sudah vaksin booster sekalipun. Namun, menurut Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffith University Australia, saat ini tren kematian yang meningkat akibat varian Omicron di Indonesia belum terlihat.
Dilansir dari Kompas.com, Dicky menjelaskan bahwa memang benar mulai terlihat adanya peningkatan kasus kematian, akan tetapi tren ini baru akan terlihat di akhir bulan Februari atau awal Maret.
Ia juga menambahkan, “Semakin banyak kematian, berarti semakin parah.” Hal itu disebabkan karena angka kematian adalah penanda keparahan suatu pandemi. Menurut laman covid.go.id, kasus kematian pada hari Minggu, 6 Februari adalah yang paling tinggi sejak bulan Oktober 2021, yakni sebanyak 57 kematian.
Kenali Gejala Omicron
Sejak awal kemunculannya, gejala Omicron memang disebut tidak separah varian sebelumnya, varian Delta. Namun, ada gejala-gejala lain yang perlu diketahui. Meski gejala Omicron mirip seperti gejala flu biasa, Omicron merupakan varian COVID-19 yang menular 4 kali lebih cepat daripada varian Delta. Menurut CDC, gejala terbanyak dari Omicron adalah batuk berdahak (hampir 90%), sesak napas (16%), dan demam. Selain itu, hidung tersumbat, pilek, dan hidung berair muncul pada 60% pasien, yang diikuti dengan sakit tenggorokan dan kelelahan.
Perbedaan Omicron dengan flu biasa lainnya yakni Omicron tidak membaik hanya dengan istirahat. Walaupun gejala Omicron tergolong ringan, varian ini juga dapat memicu gejala serius pada orang-orang yang berisiko, seperti penyakit autoimun atau lansia.
Khawatir kapasitas tempat tidur rumah sakit kembali menipis, banyak dokter yang menyarankan untuk isoman bagi pasien yang telah memenuhi syarat isolasi mandiri. Jika kamu terpapar COVID-19 dan telah memenuhi syarat isoman, lakukan isoman di bawah pengawasan medis melalui telekonsultasi. Konsumsi juga multivitamin untuk daya tahan tubuh seperti Paket Isoman Jovee untuk membantu tubuh melawan infeksi virus.
Paket Isoman Jovee merupakan paket multivitamin yang berisikan vitamin D dan C, yang telah dirancang khusus oleh tim nutrisionis dan apoteker bersertifikat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mulai dari harga 38 ribu, Paket Isoman Jovee tersedia dalam paket 7, 14, hingga 30 hari.
Dapatkan Paket Isoman Jovee di sini, atau melalui aplikasi Jovee yang tersedia di PlayStore dan AppStore. Sebagai pusat vitamin personal terlengkap, dapatkan beragam vitamin dari A hingga Z(inc) hanya di Jovee.