Munculnya varian terbaru dari COVID-19 di Indonesia, Omicron, telah menyebabkan terjadinya lonjakan pada kasus positif COVID-19. Melansir akun instagram Kementrian Kesehatan (@kemenkes_ri) per 16 Januari 2022, jumlah kasus positif COVID-19 meningkat sebanyak 855 kasus, dengan kasus aktif menjadi 8.605 kasus.
Agar pasien di rumah sakit tidak menumpuk, bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan atau sedang diberikan pilihan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara isoman yang benar sehingga kasus meninggal karena COVID-19 saat isoman banyak terjadi. Berikut ini adalah tata cara isoman dan hal-hal yang harus diperhatikan saat menjalani isoman.
Panduan Isolasi Mandiri
Isolasi mandiri merupakan hal yang berbeda dengan karantina mandiri. Melansir laman RSUP Dr. Sardjito, karantina mandiri dilakukan sebagai upaya memisahkan seseorang yang terpapar COVID-19 (baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum menunjukkan gejala apa pun atau sedang dalam masa inkubasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.
Sedangkan isolasi mandiri adalah upaya memisahkan seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan COVID-19 atau seseorang terkonfirmasi COVID19 dari orang yang sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.
Merujuk pada situs resmi Kementerian Kesehatan, berikut ini adalah protokol untuk melakukan isolasi mandiri di rumah:
- Selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang ditentukan.
- Jika sakit (ada gejala demam, flu dan batuk), maka tetap di rumah. Jangan pergi bekerja, sekolah, ke pasar atau ke ruang publik untuk mencegah penularan masyarakat.
- Manfaatkan fasilitas telemedicine atau sosial media kesehatan dan hindari transportasi publik. Beritahu dokter dan perawat tentang keluhan dan gejala, serta riwayat bekerja ke daerah terjangkit atau kontak dengan pasien COVID-19.
- Selama di rumah, gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya dan jaga jarak 1 meter dari anggota keluarga.
- Tentukan pengecekan suhu harian, amati batuk dan sesak nafas. Hindari pemakaian bersama peralatan makan dan mandi dan tempat tidur.
- Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan lakukan etika batuk dan bersin.
- Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan. Selalu berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi (±15-30 menit).
- Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut seperti sesak nafas dan demam tinggi, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Isolasi Mandiri
Selain menerapkan protokol isoman di atas, ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan agar penularan virus dapat dihindari dan tidak menimbulkan kesalahan fatal, seperti kematian. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI, dokter Daeng M. Faqih, dilansir CNBC Indonesia, berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pasien COVID-19 saat isolasi mandiri di rumah.
1. Pastikan untuk menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan tenaga medis
Dokter Daeng mengatakan, kesalahan yang sering kali terjadi pada para pasien isoman adalah tidak melaporkan perkembangan gejala pada tenaga medis. Seringnya, pasien batu mencari pertolongan dokter atau tenaga medis saat gejala sudah sangat buruk dan terlambat untuk ditangani.
Disarankan untuk melakukan konsultasi telemedicine setiap hari agar kamu mendapatkan pengawasan dari nakes, sehingga jika gejala memburuk kamu dapat segera ditolong dan mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Jangan olahraga secara berlebihan
Olahraga dan banyak bergerak memang disarankan, tetapi olahraga berlebihan dapat memperparah kondisi pasien. Hal ini dikarenakan selama isoman, pasien COVID-19 tidak boleh melakukan kegiatan yang menyebabkan kelelahan pada fisik dan mental. Olahraga boleh dilakukan selama dalam jumlah yang normal dan tidak mengganggu kadar oksigen dalam tubuh
3. Kenali ciri-ciri perubahan gejala
Saat jalani isoman, pasien harus mampu mengenali ciri-ciri pemburukan gejala. Selain memantau kadar oksigen dan suhu tubuh, pasien dapat mengenali gejala pemburukan dengan mengecek jumlah hembusan napas. Jika hembusan napas atau respiratory rate sudah melebihi 24 kali dalam waktu satu menit, tandanya pasien sudah mengalami durasi napas yang lebih pendek.
4. Jangan berinteraksi dengan keluarga atau orang serumah
Isolasi mandiri bertujuan untuk memisahkan pasien dari orang yang sehat agar tidak terjadi penularan. Kebanyakan pasien masih keliru dengan hal ini, dengan tidak berdiam diri di rumah atau ruangan selama 14 hari dan tetap berinteraksi secara langsung dengan anggota keluarga yang lain.
Pastikan untuk tetap terpisah dan tidak melakukan kontak langsung dengan anggota keluarga atau siapa pun saat jalani isoman untuk cegah penularan virus pada yang lainnya. Kamu juga dapat membantu tubuh melawan virus dengan Paket Isoman untuk mempercepat proses penyembuhan. Paket Isoman dari Jovee adalah paket isolasi mandiri yang terdiri dari multivitamin terbaik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan sistem imun. Dirancang khusus oleh nutrisionis kami, paket isolasi mandiri ini aman dan cocok untuk kamu yang harus menjalani isoman.
Mulai dari harga 38 ribu, kamu bisa mendapatkan Paket Isoman Jovee di sini, atau melalui aplikasi Jovee yang tersedia di PlayStore dan AppStore. Sebagai pusat vitamin personal terlengkap, dapatkan beragam vitamin dari A hingga Z(inc) hanya di Jovee.