Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk melindungi si kecil dari berbagai penyakit. Sesuai dengan ketetapan pemerintah, terdapat lima jenis imunisasi wajib yang harus diberikan segera setelah lahir hingga usia satu tahun. Salah satu di antara jenis vaksin wajib ini adalah vaksin BCG, yang selambat-lambatnya diberikan saat anak berusia satu bulan.
Mengapa pemberian vaksin BDG sangat penting? Lalu, bagaimana cara kerja dan efek samping dari pemberian vaksin ini? Berikut penjelasan lengkap mengenai vaksin BCG yang telah Jovee rangkum dari berbagai sumber. Yuk, simak selengkapnya!
Apa itu vaksin BCG?
Imunisasi adalah salah satu cara melawan penyakit serius, Pemberian vaksin pada anak ditujukan untuk mencegah penularan penyakit tertentu, dengan membantu membentuk kekebalan tubuh atau imunitas terhadap infeksi sejumlah penyakit menular.
Vaksin BCG merupakan salah satu dari sejumlah vaksin wajib yang memberi perlindungan pada anak terhadap penyakit tuberkulosis atau TBC. Fungsi vaksin BCG yang paling utama adalah mencegah dan mengurangi risiko terjangkit TBC. Tak hanya itu, pemberian vaksin BCG juga dapat mencegah TBC parah hingga 70 persen.
Vaksin ini merupakan vaksin hidup yang terbuat dari kuman Mycobacterium bovis yang dilemahkan.
Menurut WHO, penyakit TBC lebih banyak menewaskan anak-anak dan orang dewasa usia antara 15 dan 59 tahun dibandingkan penyakit menular lainnya. Di Indonesia sendiri, setidaknya 840.000 orang menderita penyakit ini pada 2018. Maka dari itu, memasukkan vaksin BDG ke dalam program imunisasi dasar jadi hal penting untuk dilakukan.
Berdasarkan paduan Kementerian Kesehatan, vaksin BCG diberikan pada bayi usia 0 hingga 1 bulan. Hal ini dikarenakan, penelitian menunjukkan imunisasi BCG lebih efektif jika diberikan pada anak bayi.
Bagaimana dosis dan cara kerja vaksin BCG?
Dosis vaksin BCG yang diberikan cukup dilakukan satu kali saja. Biasanya, jumlah dosis yang diberikan pada bayi usia di bawah satu tahun hanya sebanyak 0.05 ml. Namun, jika diberikan setelah anak berusia di atas 3 bulan, maka anak harus melakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Bila hasil uji negatif, barulah vaksin BCG dapat diberikan.
Cara kerja vaksin ini juga sama seperti vaksin lainnya, yakni dengan merangsang sistem imun untuk mengenali bakteri penyakit dan menciptakan sel-sel imun khusus untuk melindungi tubuh dari bakteri tuberkulosis.
Hanya saja, ada beberapa kondisi yang mengharuskan pemberian vaksin ini ditunda yang dilansir dari Primaraya Hospital, seperti:
- Berat badan bayi kurang dari 2,5 kilogram atau dalam keadaan tidak sehat
- Ibu positif HIV, sementara hasil tes HIV bayi belum keluar
- Sudah mendapat vaksin lain dalam empat pekan terakhir
- Sedang demam atau sakit parah lainnya.
Sementara, anak atau orang dewasa dengan kondisi berikut dilarang menerima vaksin BCG.
- Pernah atau sedang mengidap TBC
- Ibu hamil
- Dalam pengobatan dan perawatan kanker atau kondisi lain yang membuat sistem kekebalan tubuh melemah
- Penderita HIV
- Hasil tes kulit tuberkulin positif
Efek samping vaksin BCG
Pemberian vaksin ini dilakukan dengan penyuntikan ke dalam jaringan kulit pada lengan, biasanya lengan kiri atas. Secara umum, efek samping BCG sangat jarang terjadi. Umumnya, efek samping yang paling sering dijumpai adalah munculnya benjolan atau bekas luka kecil pada kulit bekas suntik.
Tak perlu khawatir, biasanya efek samping ini akan sembuh dengan sendirinya. Jika tidak muncul benjolan, bukan berarti vaksinasi yang dilakukan gagal ya, Jovians. Reaksi kekebalan tubuh setiap anak berbeda-beda, sehingga tidak perlu melakukan vaksin ulang BCG.
Meski jarang terjadi, beberapa kondisi berikut juga dapat muncul sebagai efek samping dari vaksinasi BCG.
- Demam tinggi
- Bekas suntikan yang baru terlihat 2 hingga 6 minggu
- Pembengkakan di ketiak atau leher
- Abses pada area suntikan
- Tidak nafsu makan
- Berat badan turun
- Nyeri sampai ke tulang
- Tubuh terasa sangat lelah
Jika muncul efek samping seperti di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Perlu diingat, vaksin BCG tidak mencegah dari risiko tuberkulosis sepenuhnya. Maka dari itu, penting untuk mengetahui gejala penyakit TBC aktif, seperti batuk berdahak yang disertai darah, batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam, berkeringat, dan berat badan yang menurun tanpa alasan yang jelas.
Demikianlah sejumlah penjelasan lengkap mengenai vaksin BCG. Pastikan si kecil untuk memenuhi jadwal imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Tingkatkan juga imunitas anak dengan suplemen daya tahan tubuh, seperti Imboost Kids Sirup (Rp100.100) yang bisa diberikan saat anak telah menginjak usia satu tahun.
Simak informasi mengenai kesehatan lainnya hanya di Jovee. Unduh juga aplikasinya di AppStore dan PlayStore untuk dapatkan rekomendasi suplemen personal harianmu.