Setelah terjadinya proses pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada lapisan dinding rahim. Namun dalam beberapa kasus, sel telur yang dibuahi menempel dan tumbuh di luar rongga utama rahim. Kondisi ini disebut dengan kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik atau juga sering disebut dengan kehamilan tuba adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Biasanya, pada kehamilan ini sel telur akan menempel di dalam tuba falopi. Selain tuba falopi, kehamilan ini juga ditemukan di dalam ovarium atau leher rahim (serviks).
Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan (20 dari 1.000). Kondisi ini umumnya lebih sering terjadi pada wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, serta wanita yang memiliki riwayat infeksi panggul. Lalu apa penyebab, gejala, pengobatan, dan cara mencegah kehamilan ektopik? Mari simak penjelasan dalam artikel berikut ini.
Penyebab
Hingga saat ini, belum ditemukan dengan pasti penyebab dari kehamilan ektopik. Setiap wanita dapat mengalami kehamilan ektopik. Namun, risiko kehamilan ini menjadi lebih tinggi pada wanita usia di atas 35 tahun. Melansir dari Healthline, ada beberapa kondisi yang sering dikaitkan sebagai penyebab dari kehamilan ini, yaitu:
- Peradangan pada jaringan parut di saluran tuba dari kondisi medis sebelumnya, infeksi, atau operasi
- Faktor hormonal
- Kelainan genetik
- Cacat lahir
- Kondisi medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba dan organ reproduksi
Namun tidak perlu khawatir, karena kehamilan ini cukup jarang ditemukan. Dr Jeffrey Ecker, M.D., Kepala Departemen Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts, menjelaskan “Untuk seseorang tanpa faktor risiko, besar kemungkinan mereka tidak akan mengalami kehamilan ektopik.”
Tanda dan Gejala Kehamilan Ektopik
Mendeteksi kehamilan ektopik sebenarnya cukup sulit, karena tanda dan gejala yang muncul mirip dengan kehamilan normal. Sebagian besar kehamilan ini terjadi dalam beberapa minggu pertama kehamilan. Tanda-tanda awal kehamilan ini meliputi:
- Pendarahan dan nyeri panggul yang tidak normal
- Kram perut yang tajam dan intens
- Pusing dan kelelahan
- Nyeri di bahu, leher, atau rektum
Pada kasus yang lebih parah, kehamilan ini dapat menyebabkan tuba falopi pecah. Namun, gejala-gejala di atas dapat muncul belakangan jika sel telur menempel di lokasi yang tidak biasa, seperti rongga perut. Di beberapa wanita, kehamilan ektopik bahkan tidak memunculkan gejala sama sekali.
Segera periksakan diri ke dokter jika kamu mengalami beberapa gejala di atas. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan pendarahan hebat yang mengancam keselamatan jiwa. Untuk mendiagnosis kehamilan ini, biasanya dokter akan dilakukan USG transvaginal. Alat khusus seperti tongkat akan dimasukkan ke dalam vagina, sehingga dokter dapat melihat apakah ada ‘kantung’ kehamilan di dalam rahim.
Selain USG, dokter juga akan melakukan tes darah untuk menentukan kadar hCG dan progesteron, yang hanya muncul selama kehamilan. Jika kadar hormon ini menurun atau tetap sama selama beberapa hari dan kehamilan tidak terlihat pada USG, besar kemungkinan kamu mengalami kehamilan ektopik.
Pengobatan
Ada dua metode pengobatan pada kehamilan ini, yaitu dengan obat-obatan atau operasi.
Obat-obatan
Jika kamu tidak memiliki gejala yang serius, dokter akan meresepkan beberapa obat yang dapat mencegah pecahnya ‘kantung’ kehamilan di tuba falopi. Mengonsumsi obat-obatan untuk kehamilan ektopik akan menimbulkan gejala yang mirip dengan keguguran seperti kram perut dan pendarahan. Selain itu, kamu juga tidak akan bisa hamil selama beberapa bulan setelah mengonsumsi obat-obatan ini.
Operasi
Banyak ahli menyarankan untuk mengangkat embrio dan memperbaiki kerusakan pada organ reproduksi. Prosedur ini biasa disebut dengan laparotomi. Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan kamera kecil melalui sayatan kecil untuk memastikan keakuratan proses operasi. Jika operasi tidak berhasil, ahli bedah dapat mengulangi laparotomi, dengan sayatan yang lebih besar.
Cara Mencegah Kehamilan Ektopik
Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah kehamilan ini. Namun, kamu dapat mengurangi risikonya dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penyakit menular seksual dan mengurangi risiko radang panggul.
Selain melakukan hubungan seksual yang aman, kamu juga perlu untuk berhenti merokok. Merokok merupakan faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan peluang terjadinya kehamilan ektopik.
Efek samping dalam jangka panjang dari kehamilan ini tergantung pada seberapa besar kerusakan pada organ reproduksi. Jika kedua saluran tuba falopi masih utuh, atau bahkan hanya satu, sel telur masih dapat dibuahi seperti biasa. Namun, jika pembedahan yang dilakukan melukai saluran tuba, hal ini dapat meningkatkan kehamilan ektopik terjadi lagi di masa depan.
Oleh sebab itu, jagalah kesehatan organ reproduksi dengan baik. Untuk meningkatkan kesuburan dan menjaga kualitas sel telur, kamu bisa coba konsumsi suplemen dengan kandungan coenzym Q10 yang baik untuk fertilitas seperti Blackmores Radiance Marine (Rp387.343) yang bisa dibeli di Jovee.
Dapatkan suplemen untuk kesehatan reproduksi lainnya hanya di Jovee. Unduh juga aplikasinya untuk mengetahui rekomendasi vitamin harian sesuai kebutuhan personal kamu. Aplikasi Jovee tersedia di Google Play Store dan App Store.
Company © 2020 Jovee. All rights reserved.