Omicron adalah varian baru dari COVID-19. Terdeteksi pertama kali di Afrika, virus Omicron ini disebut-sebut memiliki tingkat penularan yang lebih cepat daripada varian COVID-19 sebelumnya. Varian ini dilaporkan telah muncul di 38 negara, termasuk negara tetangga Indonesia, Malaysia pada Jumat (3/12/2021) lalu.
Varian ini dinamai berdasarkan huruf ke-15 dari alfabet Yunani. Penamaan dengan sistem ini dilakukan oleh WHO sejak bulan Mei lalu agar informasi kepada publik tentang varian lebih mudah dan tidak membingungkan. Dilansir dari USA Today, berdasarkan kamus Merriam-Webster, Omicron dalam bahasa Yunani memiliki arti “O kecil”.
Omicron telah ditetapkan menjadi Variant of Concern atau VOC (varian yang mengkhawatirkan) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November 2021. Virus Omicron di Indonesia diketahui telah menyebabkan peningkatan drastis pada kasus positif harian. Dilaporkan dari stus Kemenkes, terdapat penambahan kasus positif sebanyak 8.077 per tanggal 27 Janauri 2022.
Merujuk pada situs covid19.go.id, virus Omicron memiliki sejumlah besar mutasi yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan varian VOC lainnya. Hal ini dikarenakan virus Omicron mengandung sekitar 30 mutasi pada protein spike atau lebih dari dua kali lipat jumlah yang dibawa oleh varian Delta.
Virus COVID-19 diketahui menyerang sel melalui protein spike. Saat mengalami infeksi, protein spike bertindak sebagai pengunci yang mengikat reseptor pada sel manusia (ACE2) yang diaktifkan oleh enzim yang ada pada sel inang.
Proses yang diaktifkan enzim ini ‘membuka’ sel dan memungkinkan virus untuk masuk. Selanjutnya virus akan menginfeksi sel untuk melakukan proses replikasi. Oleh karena itu, mutasi protein spike pada virus COVID-19 varian ini cukup mengkhawatirkan karena terkait dengan penularan yang lebih tinggi dan kemampuan untuk lolos dari perlindungan kekebalan tubuh.
Gejala virus Omicron
WHO mengatakan belum ada cukup bukti untuk mengidentifikasi gejala virus Omicron, karena butuh waktu berminggu-minggu untuk memahami bagaimana varian ini dapat memengaruhi diagnostik, terapi, dan vaksin. Hanya saja, bukti awal yang sudah ada menunjukkan bahwa gejala yang disebabkan oleh varian Omicron mirip dengan varian lain dari virus COVID-19, dan bahkan bisa lebih ringan daripada gejala varian Delta yang sedang dominan saat ini.
Berdasarkan pengamatan pada kasus di Afrika, para ahli mengatakan gejala virus Omicron meliputi demam, batuk, sesak napas, dan juga nyeri otot. Namun, beberapa orang yang telah didiagnosis dengan virus Omicron sejauh ini tidak melaporkan kehilangan rasa dan penciuman yang signifikan.
Lalu, berapa lama virus Omicron bertahan di dalam tubuh? Dilansir dari Bestlifeonline, dikarenakan virus dapat bermutasi dalam tubuh lebih cepat daripada varian Delta, gejala yang muncul dapat bertahan dalam waktu sekitar tujuh hingga empat belas hari.
Dikarenakan lonjakan kasus, dokter akan menyarankan pasien untuk isoman jika syarat isoman terpenuhi. Setelah menjalani isoman, hal yang sering dipertanyakan yaitu pada hari ke berapa pasien omicron berhenti menularkan virus? Dokter Adam Prabata, dilansir dari detik.com, menyebutkan pasien omicron sudah tidak lagi menular pada hari ke-10 setelah didiagnosis positif COVID-19
Cegah penularan virus Omicron
Banyak cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah penularan Omicron ataupun varian COVID-19 lainnya. Selalu gunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air, menghindari keramaian, serta mendapatkan vaksin COVID-19 jenis apa pun hingga dosis penuh.
Selain langkah-langkah yang harus dilakukan di atas, kamu juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit. Sistem imun terdiri dari kumpulan sel dan bahan kimia kompleks yang terus-menerus mempertahankan tubuh dari serangan patogen, termasuk virus, racun, dan bakteri. Oleh karena itu, menjaga sistem imun sangat penting untuk mencegah infeksi dan penyakit.
Meningkatkan sistem imun dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti rajin berolahraga, menerapkan pola makan yang baik, dan tidur yang cukup. Terutama jika kamu sedang menjalani isoman, untuk melawan Omicron dan COVID-19 varian lainnya, kamu perlu mengonsumsi multivitamin yang baik untuk sistem imun. Paket Isoman Jovee merupakan paket multivitamin yang didesain khusus untuk tingkatkan imunitas dari Omicron dan varian COVID-19 lainnya. Mulai dari harga 38 ribu, lawan virus dengan sistem imun yang lebih baik bersama Jovee.
Simak artikel seputar virus Omicron dan tips kesehatan lainnya dari Jovee, pusat vitamin terlengkap. Unduh juga aplikasi Jovee yang tersedia di Google Play Store dan App Store dan dapatkan rekomendasi suplemen yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan gaya hidup personal kamu.