Jangan Panik, Lakukan Ini Jika Anak Terinfeksi Chikungunya

Penyakit chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk yang sama dengan nyamuk penyebab demam berdarah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ketika nyamuk Aedes menggigit orang yang terinfeksi, virus chikungunya (CHIKV) akan masuk ke dalam pencernaannya. Lalu, nyamuk tersebut menularkan virus chikungunya itu saat menggigit tubuh orang sehat yang lain. Meski jarang menyebabkan kematian, anak-anak berusia kurang dari 1 tahun lebih berisiko mengalami dampak penyakit yang lebih parah.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala, cara mengatasi, dan mencegah chikungunya pada anak. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Gejala chikungunya pada anak

Penyakit satu ini memiliki gejala yang khas, yaitu demam dan nyeri sendi yang parah. Makanya, chikungunya sering dikenal juga dengan flu tulang. Beberapa gejala chikungunya yang umum muncul pada anak berupa:

• Demam tinggi
• Sakit kepala berat
• Menggigil
• Mual dan muntah
• Nyeri sendi parah
• Diare
• Ruam pada kulit

Setelah anak terkena infeksi virus chikungunya dari nyamuk Aedes aegypti, gejala mungkin akan muncul dalam 3 – 5 hari. Biasanya, gejala tersebut akan hilang selama kurang-lebih 7 hari. Akan tetapi, gejala nyeri sendi dan kelelahan bisa bertahan hingga beberapa minggu, bahkan bulanan.

Diagnosis chikungunya pada anak

Kamu mungkin perlu curiga bila anak mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas. Selain itu, waspadai pula bila anak mengalami demam dan nyeri sendi parah hingga lebih dari 5 hari. Selain itu perhatikan juga bila anak mengalami sakit perut yang berlanjut, sulit menelan makanan dan minuman serta merasa ingin muntah, hingga produksi urine yang kurang.

Gejala tersebut lebih memungkinkan untuk menjadi pertanda anak terkena infeksi virus chikungunya bila ia pernah mendatangi atau tinggal di area yang terdapat kasus chikungunya. Walau begitu, hal sebaliknya juga mungkin saja terjadi.

Selain dengan melihat tanda-tanda munculnya gejala, anak juga bisa dibawa ke dokter untuk diperiksa. Tes laboratorium biasanya akan melakukan tes virologi dan tes serologi untuk mendiagnosis penyakit ini.

Seberapa berbahayakah chikungunya pada anak?

Chikungunya dapat memberikan dampak yang lebih berat pada anak-anak. Mereka akan lebih berisiko mengalami ruam pada kulit. Walaupun kejadiannya tidak sebanyak orang dewasa, gejala nyeri sendi yang diderita si kecil bisa sangat parah dan mengganggu.

Pada anak-anak, chikungunya jarang menyebabkan kematian. Namun, komplikasi penyakit ini lebih sering terjadi pada si kecil, terutama mereka yang berusia kurang dari 1 tahun. Belum ada pengobatan dan vaksin khusus yang bisa mencegah penyakit akibat nyamuk satu ini.

Apa yang harus dilakukan jika si kecil terserang penyakit chikungunya?

Apabila anak kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Makin cepat mereka mendapat pertolongan, proses penyembuhannya pun akan makin cepat.

Kalau anak kamu sudah cukup besar, biasanya mereka akan memberi tahu keluhannya atau kamu bisa bertanya langsung kepada mereka tentang gejala yang dirasakannya.

Berbeda halnya jika usia anak masih muda, misalnya batita atau balita. Si kecil akan kesulitan menjelaskan kondisi yang dideritanya. Meski begitu, kamu bisa melihat tanda ruam dan demam pada anak. Terkadang, mengenali tanda serta gejala infeksi pada anak memang sedikit sulit. Karenanya, lebih baik kamu bertanya pada dokter daripada menerka kondisinya.

Hingga kini, belum ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan chikungunya. Namun, gejala penyakit ini bisa diobati dengan tatalaksana obat maupun non obat. Selain obat yang diresepkan dokter, kamu perlu:

• Meredakan demamnya dengan mengompres si kecil menggunakan handuk atau kain yang telah dibasahi air.
• Memastikan si kecil mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
• Memberikan makanan bergizi seimbang. Perbanyak makan buah serta sayur.
• Memenuhi kebutuhan cairannya untuk mencegah dehidrasi. Tidak hanya air putih, kamu bisa memberikan anak jus buah dan sayur segar, susu, serta sup hangat.
• Melindungi anak dari gigitan nyamuk untuk mencegah penyebaran infeksi virus chikungunya ke orang sehat lainnya.

Dengan begini, gejala bisa sembuh lebih cepat dan kondisi tubuh anak kamu pun akan segera pulih. Kamu bisa memberikan obat paracetamol untuk membantu meredakan nyeri sendi. Tetapi, pemberian obat tersebut harus dilakukan dengan dosis serta ketentuan dari dokter.

Hindari obat-obatan anti-inflamasi (NSAIDs) karena dapat memengaruhi jumlah keping darah si kecil. Aspirin juga sebaiknya tidak diberikan sebab bisa memicu timbulnya efek samping seperti muntah-muntah.

Bagaimana cara mencegah penyakit chikungunya?

Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah saat hari masih terang. Pada saat itu, anak-anak cenderung lebih berisiko terinfeksi chikungunya, terlebih lagi jika mereka sering beraktivitas di luar rumah maupun tidur siang. Hal ini membuat anak-anak menjadi target empuk bagi si nyamuk. Maka dari itu, upaya pencegahan patut dilakukan untuk mencegah penyakit ini.

Cara terbaik untuk mencegah chikungunya tentu dengan menghindari gigitan nyamuk pembawa chikungunya. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai langkah pencegahan penyakit chikungunya pada anak adalah:

• Memastikan tidak ada genangan air bersih di lingkungan rumah. Kuras dan bersihkan semua penampungan air minimal seminggu sekali, dan jangan lupa untuk menutupnya.
• Membuang sampah-sampah yang bisa menampung air, misalnya ember bekas, kaleng, pot, atau jerigen rusak.
• Memangkas rumput-rumput liar di pekarangan rumah.
• Membiasakan anak memakai pakaian berwarna terang yang menutupi seluruh tubuhnya, terutama saat akan beraktivitas di luar rumah.
• Mengoleskan lotion anti nyamuk.
• Memasang kasa pada jendela dan pintu untuk mencegah masuknya nyamuk pembawa chikungunya. Selain itu, pasang juga kelambu di tempat tidur si kecil.
• Memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk, misalnya serai.

Tim dokter Jovee, dr. Irma Lidia juga menekankan pentingnya melakukan upaya 3M plus, termasuk:

• Menguras dan menyikat atau menggosok dinding bak dan tempat penampungan air untuk menghilangkan telur nyamuk yang menempel erat di dinding wadah.
• Menutup tempat penampungan air.
• Mendaur ulang, membuang atau mengubur sampah tidak terpakai yang berpotensi menampung air.

“Jangan lupa juga upaya plus-nya. Misalnya memberikan larvasida ke dalam tempat penampungan air yang terlalu besar dan susah dibersihkan. Atau, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lain sebagainya.” tambah dr. Irma Lidia.

Demikian beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengobati dan mencegah penyakit chikungunya pada anak. Jika kamu melihat tanda dan gejala chikungunya pada anak, jangan tunda untuk segera pergi ke dokter. Selain obat dari dokter, kamu perlu memastikan anak mengonsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran, banyak minum air, serta istirahat yang cukup.

Untuk memastikan kesehatan si kecil, coba konsumsi Wellness Gummy Kids Multivitamin (Rp374.000). Wellness Gummy Kids adalah multivitamin dan mineral untuk membantu memelihara daya tahan tubuh dan memastikan kebutuhan nutrisi si keciil terpenuhi untuk tumbuh kembang yang optimal.

Tidak hanya kebersihan lingkungan, menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh juga tidak kalah penting guna mencegah terjangkit chikungunya. Sistem imun yang kuat bisa melindungi tubuh anak dari infeksi patogen penyebab penyakit.

Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee. Untuk mengetahui rekomendasi vitamin harian, kamu juga bisa mengunduh aplikasi Jovee. Jovee adalah aplikasi yang dapat merekomendasikan suplemen sesuai dengan kebutuhan personalmu. Aplikasi Jovee tersedia di Google Play Store dan App Store.