Memahami Berbagai Macam Kista dan Penyebabnya

Banyak orang yang masing mengira bahwa kista, miom, dan tumor adalah hal yang sama. Padahal, ketiganya berbeda. Kista merupakan benjolan atau kantung di bawah kulit yang berisi cairan, udara, atau benda padat lainnya seperti rambut. Benjolan tersebut bisa tumbuh di bagian tubuh manapun. Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya penyakit kista ini. Kista sendiri memiliki bermacam-macam jenis yang pemicunya pun tentu berbeda-beda.

Perbedaan kista, miom, dan tumor

Pada dasarnya, semua benjolan itu adalah tumor. Namun, tumor sendiri berupa massa jaringan yang tumbuh secara tidak normal dan berisi padatan seperti daging atau cairan. Nah, tumor (atau benjolan) yang berisi cairan disebut juga dengan kista.

Benjolan kista sebetulnya bersifat jinak, bukan kanker yang cenderung bersifat lebih ganas. Jadi, dapat dikatakan bahwa kista ini umumnya tidak berbahaya. Tapi, biasanya orang yang memiliki kista tidak merasakan adanya gejala. Disinilah letak bahayanya kista.

Bila kista dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, lama-kelamaan benjolannya akan berkembang lebih besar dan lebih parah.

Sementara itu, miom atau mioma (fibroid) adalah tumor jinak yang tumbuh di otot atau jaringan ikat rahim wanita. Miom terbentuk dari jaringan otot, bukan cairan seperti kista.

Macam-macam kista dan penyebabnya

Kista dapat terjadi pada pria maupun wanita. Tergantung dari jenisnya, kista dapat terbentuk akibat infeksi, penyumbatan, peradangan jangka panjang, ataupun karena penyakit keturunan. Berikut ini merupakan penyebab penyakit kista berdasarkan jenisnya, antara lain:

1. Kista ovarium

Seperti namanya, kista ovarium adalah benjolan berisi cairan yang terbentuk di dalam atau di permukaan ovarium alias indung telur. Pada umumnya, kista ovarium tidak menimbulkan gejala apapun, bahkan dapat hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.

Akan tetapi, kista ovarium yang bertambah besar dapat menimbulkan nyeri pada panggul, punggung bagian bawah, dan paha. Penyebab kista ovarium ini sebetulnya beragam, salah satunya gangguan siklus menstruasi. Namun, pada beberapa kasus yang jarang, penyebab kista ovarium bisa berupa pertumbuhan sel yang tidak normal.

Menurut dr. Irma Lidia, tim dokter Jovee, kista ovarium dibedakan menjadi kista fungsional dan nonfungsional. Kista fungsional biasanya tidak menimbulkan gejala apapun dan dapat hilang dengan sendirinya.

“Kista ini terbentuk karena adanya sedikit perubahan dalam cara ovarium membuat atau melepaskan sel telur. Kista tersebut mungkin dapat menimbulkan gejala bila ukurannya sangat besar, berputar ataupun pecah (ruptur) dan berdarah. Gejalanya meliputi nyeri hebat yang tiba-tiba, sering disertai mual dan muntah. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter,” tambah dr. Irma.

Sedangkan kista ovarium nonfungsional dapat berupa sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang mungkin membuat Anda sulit hamil ataupun kista yang disebabkan oleh kanker. “Kista ovarium pada wanita setelah menopause lebih mungkin adalah kanker dibandingkan wanita yang lebih muda.” lanjutnya.

2. Kista payudara

Kista payudara adalah benjolan berisi cairan, yang bisa berbentuk bulat atau lonjong. Benjolan tersebut bisa muncul di salah satu, atau malah di kedua payudara.

Jika ditekan, biasanya kista akan terasa lunak. Tapi tidak menutup kemungkinan juga kista ini terasa padat. Penyebab penyakit kista ini ialah penumpukan cairan di dalam kelenjar payudara.

3. Kista Baker

Dalam istilah medis, jenis kista ini disebut dengan kista popliteal. Kista Baker merupakan benjolan berisi cairan yang terbentuk di belakang lutut. Benjolan ini dapat menyebabkan Anda merasa nyeri saat menekuk atau meluruskan kaki. Rasa nyeri tersebut menyebabkan gerakan Anda juga jadi terbatas.

Penyebab kista Baker ini ialah penumpukan cairan sendi (atau sinovial) di belakang lutut, yang dapat dipicu oleh peradangan pada sendi lutut atau cedera.

3. Branchial cleft cyst atau kista celah brankial

Kista brankial merupakan kelainan kongenital atau keturunan yang biasanya terjadi di usia anak-anak maupun dewasa muda. Kista celah brankial ditandai dengan adanya benjolan di salah satu–ataupun kedua sisi leher.

Penyebab kista brankial adalah jaringan tenggorokan dan leher yang tidak berkembang secara sempurna. Akibatnya, muncullah benjolan pada leher, bahkan di rongga mulut dan pankreas.

4. Kista epidermoid

Kista jenis ini ditandai dengan benjolan kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan, dan berisi cairan kental berbau. Benjolan tersebut tumbuh di bawah kulit secara perlahan dan bersifat jinak. Kista epidermoid dapat tumbuh di kepala, leher, wajah, punggung, dan area kelamin.

Kista epidermoid disebabkan oleh penumpukan keratin (protein pembentuk rambut, kulit dan kuku) di bawah kulit. Bila terinfeksi, kista dapat memerah, membengkak dan terasa nyeri.

5. Kista ganglion

Kista ganglion adalah benjolan berisi cairan di sepanjang tendon (jaringan penghubung otot dan tulang), dan persendian. Benjolan umumnya tumbuh di lengan dan pergelangan tangan, namun dapat juga tumbuh di kaki dan pergelangan kaki.

Kista ganglion disebabkan oleh penumpukan cairan, akibat osteoartritis serta cedera di tendon atau persendian. Akan tetapi, pada banyak kasus belum diketahui apa yang menyebabkan penumpukan cairan tersebut.

6. Kalazion

Penyakit kista kalazion adalah benjolan atau pembengkakan di kelopak mata, yang dapat terjadi di kelopak mata atas, kelopak mata bawah, maupun keduanya. Kalazion juga dapat terjadi pada salah satu mata maupun kedua mata.

Kalazion disebabkan oleh penyumbatan pada kelenjar meibom atau kelenjar minyak di kelopak mata. Bila terjadi infeksi, kalazion akan membengkak dan menimbulkan nyeri. Pada beberapa kasus, kalazion dapat menyebabkan gangguan penglihatan.

7. Mucocele

Mucocele adalah benjolan berisi cairan yang terbentuk di bibir atau di sekitar mulut. Pada umumnya, kista tumbuh di bibir bagian bawah, namun dapat juga tumbuh di bagian mana pun di dalam mulut.

Mucocele terbentuk ketika kelenjar saliva atau ludah tersumbat oleh lendir. Walaupun kista ini tidak menimbulkan nyeri dan hanya terjadi sementara, tetapi dapat menjadi permanen bila tidak ditangani.

8. Kista pilar

Kista pilar atau kista trikilemal disebabkan oleh penumpukan keratin pada folikel rambut. Benjolan pada kista pilar berbentuk bundar, teraba padat, dengan warna serupa warna kulit. Meskipun dapat tumbuh di bagian tubuh manapun, kista pilar umumnya tumbuh di kulit kepala.

9. Kista pilonidal

Kista pilonidal adalah benjolan di bagian atas belahan bokong. Benjolan ini umumnya berisi rambut dan kotoran, dan menimbulkan nyeri. Bila terinfeksi, kista pilonidal dapat mengeluarkan nanah dan darah, disertai bau tidak sedap.

Penyebab kista pilonidal belum diketahui secara pasti. Namun, benjolan diduga tumbuh akibat rambut di area belahan bokong menembus kulit. Sistem kekebalan tubuh akan menganggap rambut sebagai benda asing, dan memicu tumbuhnya kista.

10. Kista aterom

Kista aterom atau kista kelenjar minyak adalah benjolan berisi cairan yang ditemukan di wajah, leher, dada, dan punggung. Benjolan tumbuh perlahan dan bersifat jinak, tetapi dapat menimbulkan nyeri bila benjolan membesar.

Kista aterom disebabkan oleh penyumbatan pada kelenjar minyak (sebaseus), atau pada duktus (saluran pengeluaran minyak dari dalam tubuh). Kista juga dapat tumbuh akibat kerusakan sel pada saat operasi, atau akibat faktor keturunan seperti sindrom Gardner.

11. Jerawat kista

Jerawat kista merupakan tipe jerawat yang terbentuk dari kombinasi bakteri, minyak, dan sel kulit kering yang terperangkap di pori-pori. Jerawat kista umumnya berukuran besar seperti bisul, berisi nanah, dan nyeri bila disentuh.

Jerawat kista dapat terjadi pada semua orang, tetapi lebih sering dialami oleh orang dengan kulit berminyak, dan mengalami ketidakseimbangan hormon. Selain di wajah, jerawat kista dapat tumbuh di leher, bahu, dada, punggung, lengan, dan belakang telinga.

Pengobatan kista

Sebetulnya, kista bisa hilang sendiri dalam beberapa bulan. Penanganannya akan disesuaikan dengan beberapa hal seperti jenis, penyebab kista, serta kondisi penderitanya. Perawatan juga akan tergantung pada lokasi benjolan, ukurannya, dan tingkat ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.

Beberapa kista mungkin dihilangkan dengan operasi. Namun, kalau kista sulit dijangkau, pengeluaran cairan atau drainase sering pula dilakukan.

Pertanyaannya adalah, apakah semua jenis kista pasti dioperasi? Jawabannya, tentu tidak. Selama ukurannya kecil, tidak menimbulkan gejala dan gangguan pada penderitanya, kista biasanya tidak perlu dioperasi.

Operasi pengangkatan kista biasanya baru perlu dilakukan jika kista sudah menimbulkan keluhan yang berat atau mengganggu fungsi organ tubuh. Dokter akan menentukan perlu tidaknya dilakukan operasi dengan mempertimbangkan jenis, ukuran, dan lokasi tumbuhnya kista, serta apakah kista terinfeksi atau tidak.

Tetapi, dokter akan tetap menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan secara rutin untuk memantau kondisi kista. Makanya, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika menemukan adanya benjolan tidak normal pada tubuh Anda. Dengan begitu, penanganan dapat segera diberikan dan dampak lanjut dari penyakit kista bisa dihindari.

Perawatan kista di rumah

Satu hal yang pasti dan harus selalu Anda ingat adalah tidak menekan-nekan dan memecahkan benjolan. Kalau terus-terusan dipencet, dan dipecahkan, kondisi kista mungkin bertambah parah, membesar, bahkan bisa terinfeksi.

Di bawah ini merupakan beberapa cara untuk menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta dipercaya dapat membantu mengatasi kista, yaitu:

• Mengonsumsi echinacea. Ramuan tanaman tradisional ini dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah putih yang diyakini bisa memecah sel abnormal penyebab kista ovarium.
• Memperbanyak konsumsi karbohidrat kompleks dan serat sebagai ganti dari karbohidrat sederhana. Pada dasarnya, diet sehat akan memelihara kesehatan Anda secara keseluruhan.

Anda juga dapat mempercepat proses penyembuhan dengan mengompres kista menggunakan handuk atau kain bersih yang telah dibasahi oleh air hangat.

Tapi ingat, bila cara-cara di atas tidak juga mengempiskan benjolan, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Menunda-nunda perawatan bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagai tindakan pencegahan, konsumsi vitamin C untuk proteksi alami lawan penyakit ovarium dan buat ovarium berfungsi lebih optimal. Salah satu vitamin C yang dapat dikonsumsi adalah Vitalong C (Rp37.211) yang dapat diperoleh dengan mudah melalui Jovee.

Baca juga:

Ekstrak Bunga Echinacea Untuk Menguatkan Sistem Imun

Tingkatkan Imun Tubuh dengan Vitamin E

Pola Makan Sehat untuk Sistem Imun Lebih Kuat

Ingin mengetahui informasi kesehatan terpercaya? Daftarkan email anda di Ngovee. Untuk mendapatkan suplemen dan vitamin spesial buat anda, unduh aplikasi Jovee. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store. Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee.