Spirulina merupakan jenis ganggang berwarna biru kehijauan (cyanobacteria). Banyak orang yang mengonsumsi spirulina karena kandungan vitamin, mineral, serta antioksidannya yang tinggi. Ganggang tersebut dipercaya mampu menurunkan kolesterol, meningkatkan tenaga, hingga mengatasi gejala PMS dan depresi. Sejumlah penelitian memang sudah menunjukkan manfaat serta khasiatnya bagi kesehatan, tetapi risiko konsumsi suplemen spirulina tidak boleh disepelekan. Disamping itu, bukti-bukti yang mendukung manfaat spirulina masih kurang kuat. Jadi, apakah spirulina benar-benar berkhasiat? Simak beberapa faktanya berikut ini.
1. Kandungan nutrisinya beragam
National Institutes of Health (NIH) menjelaskan bahwa sampai saat ini bukti ilmiah yang ada masih belum cukup mendukung efektivitas spirulina dalam mengatasi masalah kesehatan. Akan tetapi, salah satu kelebihan spirulina adalah kandungan nutrisinya yang terbilang lengkap.
Tanaman ini kaya akan vitamin B kompleks, vitamin E, beta karoten, tembaga, zinc, selenium, zat besi, serta asam lemak esensial. Menurut Food and Drug Administration Amerika Serikat, ganggang tersebut juga mengandung kalsium, kalium, magnesium, serta asam amino esensial. Ditambah lagi, nilai protein yang terdapat di dalam spirulina hampir mencapai 60 – 70% beratnya.
Karena nilai gizinya inilah, spirulina dianggap sebagai makanan super yang memiliki manfaat serta sifat seperti multivitamin. Bahkan, konsumsi ganggang tersebut dikatakan bisa mencegah defisiensi nutrisi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan harian dari masing-masing nutrisi di dalamnya, kemungkinan Anda harus memakan suplemen spirulina sepanjang hari.
2. Spirulina adalah sumber antioksidan
Ganggang hijau ini mengandung zat yang diketahui bertindak sebagai antioksidan, antara lain phenolic, phycocyanin, tocopherol dan beta karoten. Tidak hanya itu, spirulina juga memiliki efek antiinflamasi bagi DNA dan sel tubuh yang mengalami kerusakan oksidatif.
Antioksidan sendiri merupakan senyawa yang mampu membantu melawan kerusakan sel akibat radikal bebas, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit kronis dan kanker. Beberapa senyawa ini secara alami dibentuk di dalam tubuh dan sejumlah lainnya bisa didapatkan dari makanan sehari-hari.
Berdasarkan studi yang diterbitkan Jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise, suplemen spirulina juga dapat meningkatkan performa latihan pada atlet. Peneliti juga mengatakan bahwa tingkat antioksidan alami di dalam tubuh mengalami peningkatan.
3. Spirulina berpotensi mengatasi malnutrisi
Mengingat kandungan nutrisinya yang beragam, para ahli yang meneliti malnutrisi sempat menunjukkan ketertarikannya pada spirulina. Sejumlah studi sudah mengamati efek konsumsi suplemen spirulina terhadap kelompok ibu hamil anemia dan anak-anak kurang gizi.
Abed dan rekan-rekannya melakukan penelitian terhadap 87 anak-anak usia < 5 tahun dengan kondisi anemia dan kekurangan gizi. Mereka membagi anak-anak tersebut menjadi 2 kelompok; grup 1 diberikan suplemen spirulina dan sisanya diberikan suplemen multivitamin lain selama 3 bulan. Hasilnya menunjukkan adanya penambahan berat serta tinggi badan; peningkatan kadar ferritin dan besi, serta volume hemoglobin pada kelompok anak yang diberikan suplemen spirulina.
Temuan lain dalam Nutrition Journal memperlihatkan efek pemberian suplemen spirulina pada 200 penderita HIV yang kekurangan gizi selama 1 tahun. Peneliti menemukan peningkatan sel imun yang sebelumnya ditekan oleh virus HIV. Selain itu, kadar hemoglobin darah pun ikut bertambah.
Pada tahun 2016, Pemerintah Karnataka, India, mengeluarkan program suplementasi spirulina untuk kelompok malnutrisi. Berdasarkan laporan yang diterbitkan dalam laman JSW, terjadi penurunan kasus malnutrisi pada anak, ibu hamil dan menyusui sebesar 46%. Meski begitu, keberhasilan program ini masih perlu dipelajari lebih lanjut.
4. Manfaat spirulina dalam membantu menurunkan kadar kolesterol
Spirulina mengandung senyawa C-phycocyanin yang berperan mencerna lemak, dan gamma-linoleat yang membantu produksi lemak dalam tubuh.
Konsumsi spirulina diyakini mampu menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol jahat atau LDL, dan trigliserida. Ganggang hijau ini pun bisa meningkatkan kadar HDL alias kolesterol baik, sehingga menjaga keseimbangan kadar kolesterol secara keseluruhan. Berkat kandungan antioksidan di dalamnya, spirulina disebut-sebut dapat membantu melindungi Anda dari risiko penyakit jantung.
5. Terlepas dari manfaat yang dimilikinya, beberapa spirulina mengandung racun
Diantara berbagai klaim kesehatan yang dimiliki ganggang hijau ini, ada satu kekurangannya. Ganggang satu ini sangat mungkin tercemar racun bernama microcystins yang dapat menyerap logam berbahaya dari habitatnya.
Sebenarnya spirulina sendiri bukan ganggang yang memproduksi racun, dan pencemaran tersebut terjadi ketika proses panennya. Zat beracun ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, mual, muntah, aritmia, kelelahan, haus berlebihan, bahkan kerusakan hati dan kematian.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa spirulina aman untuk ibu hamil dan menyusui. Untuk mencegah munculnya masalah yang tidak diinginkan, sebaiknya kelompok ini menghindari spirulina.
Pada dasarnya, spirulina aman dikonsumsi walaupun klaim kesehatannya memang belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah. Untuk mendapatkan manfaatnya dan menghindari masalah kesehatan tertentu, pastikan Anda membeli produk spirulina yang sudah terdaftar di BPOM RI. Spirulina dapat Anda temukan pada merek dagang Konilife Chlorofit – 30 Kapsul (Rp 87.058).
Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee. Untuk mengetahui rekomendasi vitamin harianmu, anda juga bisa mengunduh aplikasi Jovee. Jovee adalah aplikasi yang dapat merekomendasikan suplemen sesuai dengan kebutuhan personal. Aplikasi Jovee tersedia melalui Google Play Store maupun App Store.
Ditulis oleh: Alifia Daariy
Referensi:
Abed E, Ihab AN, Suliman E, Mahmoud A. 2016. Impact of Spirulina on Nutritional Status, Haematological Profile and Anaemia Status in Malnourished Children in the Gaza Strip: Randomized Clinical Trial. Matern Pediatr Nutr. 2(2): 1-6.
Ngo-Matip, M., dkk. 2015. Impact of daily supplementation of Spirulina platensis on the immune system of naïve HIV-1 patients in Cameroon: a 12-months single blind, randomized, multicenter trial. Nutr J. 14(70): .
Golbidi S, dkk. 2011. Antioxidants in the treatment of diabetes. Curr Diabetes Rev. 7(2):106-125.
Kalafati M, dkk. 2010. Ergogenic and antioxidant effects of spirulina supplementation in humans. Med Sci Sports Exerc. 42(1):142-151.
Lauren C. (Live Science). 2018. Spirulina: Nutrition Facts & Health Benefits.
Sendi B. (SF Gate). 2018. The Disadvantages of Spirulina.
Clay M. (Healthfully). 2011. Spirulina Pros & Cons.